Tak peduli meski dalam keadaan cuaca bersalju, Kazuto dengan sepeda gayungnya bergegas untuk menuju rumah sakit tempat Asuna dirawat. Setelah terpisah sekian lama, pemuda itu tak sabar untuk segera bertemu. "Asuna ..."
Rasa khawatir sempat menghantui otak Kazuto, bagaimana kalau Asuna masih tetap tidak sadarkan diri? Atau yang lebih mengerikan, bagaimana kalau ia tak akan pernah sadar untuk selama-lamanya? Buru-buru Kazuto menghilangkan pikiran negatif tersebut dan mempercepat gerakan.
Setelah ia sampai, Kazuto langsung memarkir sepedanya, kemudian berlari untuk menuju ke dalam gedung. Tapi di tengah jalan, masih di area parkiran, seorang lelaki tiba-tiba saja muncul dan menebasnya dengan pisau. Kazuto terluka, dan darah menetes dari lengannya.
Rasa khawatir sempat menghantui otak Kazuto, bagaimana kalau Asuna masih tetap tidak sadarkan diri? Atau yang lebih mengerikan, bagaimana kalau ia tak akan pernah sadar untuk selama-lamanya? Buru-buru Kazuto menghilangkan pikiran negatif tersebut dan mempercepat gerakan.
Setelah ia sampai, Kazuto langsung memarkir sepedanya, kemudian berlari untuk menuju ke dalam gedung. Tapi di tengah jalan, masih di area parkiran, seorang lelaki tiba-tiba saja muncul dan menebasnya dengan pisau. Kazuto terluka, dan darah menetes dari lengannya.