Sunday, February 16, 2020

thumbnail

Versi Teks One Piece Chapter 971 - Hukum Rebus

Nona Toki dan kedua anaknya masih tinggal di Kastil Kuri, dan makin hari mereka harus makin waspada. Bahkan sebelum makan, makanannya harus dicek terlebih dahulu oleh ajudan untuk memastikan kalau itu tidak mengantuk racun.

"Belum boleh, Momonosuke! Makanannya masih belum dicek ada racun atau tidak!"
"Ibu... Kenapa hidupku diincar seperti ini?"

"Ayahmu adalah orang besar.. Dan suatu hari nanti kau akan menjadi pemimpin negeri ini." ucap Toki.


Tidak lama ajudan selesai mengecek makanan mereka. "Silakan, Tuan Momonosuke, Nona Hiyori"

Dan meski masih kecil, Momonosuke sudah mulai memahami apa yang terjadi. Ia menangis, tubuhnya gemetar dan berkata pada ibunya, "Ibu... Hari ini... Ayah akan..."

Berbeda dengan kakaknya Hiyori terlihat agak kebingungan, "Kakak?"

Hari ini adalah hari di mana Oden dan sembilan pengikutnya akan dieksekusi di depan umum. Pot raksasa dengan minyak... Bukan air, tapi minyak mendidih sudah disiapkan untuk merebus mereka.


"Sebentar lagi, Kozoki Oden dan sembilan pengikutnya akan dieksekusi mati!!"

Orang-orang mulai beramai-ramai mengerumuni tempat itu. Para penduduk sekitar ibukota sampai berlari supaya bisa menonton.

"Cepat!! Aku tak bisa melihat air mendidihnya!!"
"Isinya itu minyak!! Kalau begini pasti berlangsung cepat"
"Kalau begitu kita harus cepat-cepat!!"

Ada cukup banyak warga, berkumpul mengitari tempat untuk untuk menyaksikan proses eksekusi mati Oden. Mulai dari orang tua sampai bahkan anak-anak.

"Pada akhirnya, ia tidak bisa mengalahkan Kaidou..."
"Dasar si Tuan Bodoh..."
"Kupikir dia itu orang yang kuat.."

Bukan hanya warga biasa, tampak juga Kaidou dan Orochi duduk di tempat khusus untuk menonton mereka. Tapi sebelum masuk ke pot mendidih, Oden berkata pada Kaidou, "Aku mau kesempatan, aku masih harus tetap hidup!" ucapnya.


"Sudah jangan banyak omong," ucap prajurit di belakang Oden, "Ayo cepat masuk saja, masih sempat-sempatnya meminta ampun, kau ini lucu seka-"

"Huaaa!!!" si penjaga itu malah terpeleset dan tercebur ke dalam pot mendidih.
"Aaaaaaaa!!! Toolong...."

Orang itu berusaha keluar, tapi meskipun berhasil keluar, hanya butuh waktu sekejap bagi tubuh orang itu untuk gosong dan akhirnya tewas di tempat.


Oden tidak meminta kesempatan secara cuma-cuma. Ada kesepakatan yang ingin ia ajukan pada Kaidou. "Kami bersepuluh akan memasuki pot mendidih ini... Tapi jika sampai waktu yang ditentukan masih ada yang hidup, tolong bebaskan..."

"Bertahan hidup!?" Kaidou ragu.
"Hukuman ini dibuat supaya yang dihukum langsung mati Muhahahaha!!" Orochi tertawa.

Tapi pada akhirnya Kaidou menyepakati hal itu.
"Bawakan aku jam!!"
"Siap tuan!!"

Anak buah Kaidou pergi mencari jam.

"Akan kuberi kau waktu satu jam!! Worororo!!" Kaidou tertawa, "Coba saja untuk tetap bertahan hidup!!"

"Apa kau akan menepati kata-katamu?"
"Tentu!!" ucap Kaidou.

Orang-orang yang menonton semakin merasa muak.
"Bahkan saat mau mati pun, dia masih saja ketakutan"
"Sampai akhir tetap saja memalukan.."
"Ayolah cepat akhiri ini, aku ada urusan lain"

Oden akhirnya masuk ke dalam pot mendidih itu dan...
"Aaaaaaaaa!!!!" Tubuhnya tampak terbakar.


"Ayo ikuti tuan kita!!"
"Ayo!!"
"Sampai jumpa di alam lain, teman-teman!!"

Sembilan ajudan Oden ikut masuk.
"Kalian naiklah ke papan ini!!"

Oden mengangkat papan jembatan lalu menggunakan itu untuk menopang kesembilan ajudannya supaya mereka tidak tercebur langsung. "Eh!?"

"Oden-sama!!"


"Tolong hentikan, Oden-sama!!" ucap Kinemon.
"Harusnya kami yang menolong anda!!"
"Kami akan menopang Anda!!"

"Diam saja kalian semua!! Ini perintah!!" ucap Oden.
"Oden-sama!!"

Orochi merasa tidak senang dengan hal ini.
"Apa-apaan ini!? Ajudannya tidak kena minyak sama sekali!!"

"Wororororo!! Tapi mereka semua ada di dalam pot kan, bagiku tidak masalah!!" ucap Kaidou.

Orang-orang mulai kaget.
"Dia menopang sembilan orang samurai!!"
"Untuk bisa melakukannya perlu kekuatan yang luar biasa!!"
"Terlebih dia sedang berada di dalam minyak mendidih!!"

Di antara warga yang menonton, tampak juga Shinobu..
"Oden-sama..."

Detik demi detik terus berjalan...
"Oden-sama!! Biarkan kami turun!!"

Kaidou dan Orochi menonton sambil tertawa, "Worororo!! Ada apa? Belum juga satu menit.."

Tapi menit berlalu, dan Oden masih tetap bisa bertahan. Kelompok Oniwabanshu yang ikut menonton juga dibuat tak habis pikir, "Kulit macam apa yang ia miliki?"

"Aku merasa kalau uap panasnya saja bisa membunuhku.." ucap Raizou.
"Akan kutendang kau kalau kebanyakan protes, Raizou!! Tugas kita hanya diam dengan tenang di atas sini!!" Nekomamushi membentak.

"Tenang-tenang Neko!! Kalau kau marah-marah getarannya akan terasa sampai bawah!!" ucap Denjirou.

Masih bisa, empat menit berlalu dan Oden masih bisa menahannya.

"Katanya ini akan berakhir cepat..."
"Ini lebih membosankan dari yang kukira.." ucap orang-orang di sekitar Shinobu.

"Kupikir mereka akan lebih banyak berteriak dan mati secara lebih tragis.."
"Aku tak sabar menunggu akhir dari si Tuan Bodoh.."

Bruakkk!!!! Shinobu langsung menghajar orang tadi.
"Apanya yang Tuan Bodoh, hah!? Bilang sekali lagi dan akan kubunuh kau!!!"

"S-Siapa wanita itu!?" orang di sekitar kaget.
"Ini berbahaya, dia punya pedang katana!!"
"Seorang kunoichi!?"


"H-hentikan..." ucap pria tadi.
"Kalianlah yang bodoh!!!" ucap Shinobu.

Kelompok Oniwabanshu melihatnya, "Kapten, itu Shinobu.."
Ajudan Oden pun kaget, "Dia... Kenapa dia melakukan itu?" Kinemon bertanya-tanya.

"Kalian pikir berkat siapa kalian semua bisa hidup dengan tenang!? Kalian semua akan tahu rasanya kalau Oden-sama mati!! Kalian akan sadar bagaimana ia sudah melindungi kalian semua!!"


Saat itu ketika Oden ingin menghabisi Orochi... Oden mendapati cerita yang cukup membuanya kaget.

"Bagiku, semua orang di negeri ini adalah kriminal yang sudah mempersekusi Klan Kurozumi!! mati saja semuanya, aku tidak peduli!!" ucap Orochi. "Aku mencari posisi shogun untuk menghancurkan negeri ini!! Untuk balas dendam!!"

"Dulu, kakekku harus melakukan Harakiri karena dicap kriminal!! Keluargaku hancur, dan tidak hanya berhenti di sana!! Kedua orangtuaku diburu oleh kelompok-kelompok yang mengaku sebagai penegak hukum dan entah datang dari mana!! Mereka dipukul, dibuang ke sungai, dibunuh!!"


"Kelompok orang-orang bodoh ini membuatku ketakutan sampai-sampai tak bisa tidur tenang!! Meskipun yang melakukan kejahatan sudah mati, semua keturunannya dianggap benih-benih Pembunuh Daimyou!! Semua yang punya nama Kurozumi, bahkan anak kecil pun dianggap penjahat!!"

Terlihat Oden tertegun kaget saat mendengar cerita ini.

"Karena itu... Semua penduduk Wano pantas menerima hukuman!!"

Di depan orang-orang, Shinobu menceritakan itu semua. "Lalu di ruang belakang... Senjata yang sangat banyak serta ratusan orang diculik untuk diserahkan pada Kaidou!! Oden-sama marah, tapi..."


"Orochi kemudian membuat satu kesepakatan.."

Saat itulah Orochi mulai menghasut Oden, "Kau ingin penculikannya dihentikan? Kalau memilih perang melawan kami, kau hanya akan kalah!!"

Orang-orang terdiam mendengar cerita Orochi...

"Merasa kalau musuh hanya ingin balas dendam dan tidak tertarik dengan negeri ini, karena itu Oden-sama menerima kesepakatan ini!! Ia rela menari telanjang tiap minggu sebagai ungkapan permintaan maaf untuk Klan Kurozumi!! karenanya ia kehilangan segalanya... Tapi dengan tariannya ia menyelamatkan 100 orang!!"

"Oden-sama percaya dengan janji mereka berdua, bahwa ketika kapalnya selesai dibangun mereka akan pergi meninggalkan tempat ini!! Tiap minggu ia mengunjungi ibukota untuk memastikan tidak ada yang disakiti!!"

"Oden-sama terus melakukannya demi melindungi negeri ini!!"

Shinobu berteriak, air mata tak bisa tertahan dan menetes keluar.

"Jadi... apanya yang Tuan Bodoh, hah!?"



Bersambung ke One Piece Chapter 972

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments