Monday, March 7, 2016

thumbnail

Versi Teks One Piece Chapter 64 - Tombak Perang Terkuat

Luffy kembali menyerang Don Krieg, kali ini menggunakan tendangannya. Untuk kedua kalinya, pria yang mengaku sebagai bajak laut terkuat di East Blue itu pun tersungkur.

Melihat kaptennya diperlakukan seperti itu, tentu saja anak buah Krieg merasa khawatir. Mereka ketakutan.

"D-Dia menjatuhkan Don lagi!!"
"Apa yang sebenarnya terjadi!?"

Versi Teks One Piece Chapter 64
"Harusnya Don bisa membunuhnya bahkan sebelum anak itu sempat menyentuhnya!! Don Krieg harusnya tak bisa dikalahkan!! Siapa anak ini sebenarnya!?"

Sanji dan Zeff terdiam. Begitu pula dengan Gin.

"Hah, ternyata anak itu memang tahu bagaimana cara berkelahi..." ucap Patty.

Versi Teks One Piece Chapter 64
Anak buah Krieg masih tampak tak percaya. "D-Dia cukup kuat sampai bisa menandingi Don. Kalau seperti ini, bisa-bisa legenda Don Krieg yang tak terkalahkan bera..."

"Tutup mulut tak berguna kalian!!!" teriak Don Krieg. Tiba-tiba pria itu bangkit kembali dan kemudian menggabungkan dua lingkaran besi yang ada di bahunya. Benda itu ternyata bukan sekadar aksesoris. Tinggal ditambah tongkat dan ujung yang tajam, maka jadilah, sebuah tombak yang cukup kuat untuk membelah dua tempat mereka berpijak.

Don Krieg benar-benar melakukannya. Dengan senjata itu, ia membelah bekas reruntuhan kapal yang diameternya sekitar sepuluh meter itu. Meledak dan terbelah dua dengan satu hantaman.

"Ah...!!" Luffy melompat ke tempat yang aman. Kalau diam di sana bisa-bisa ia tenggelam.
"Itu...!!" teriak anak buah Krieg, "Tombak Perang Terkuat!!!"

Versi Teks One Piece Chapter 64
"Dia mengeluarkannya!! Senjata terkuat milik Don!!"

Don melempar jubahnya. Tak ada lagi istilah diam menunggu atau bersembunyi di balik pelindung berduri. Don serius, kali ini ia mau langsung menyerang.

"Mari kita lihat seberapa lama kau bisa bertahan, Bocah Palu..."

Don Krieg tampak begitu percaya diri dengan senjata yang dibawanya. "Tak seperti tombak-tombak kecilku tadi, yang bisa kau tahan meski sudah terkena dua atau tiga tusukan, tombak yang ini kekuatannya beda jauh..."

Luffy berpegangan di batang tiang, "Tadi itu peledak ya?" ia bingung.

"Coba saja tahan ini maka kau akan meledak berkeping-keping!!" Don Krieg bersiap untuk mengehmpaskan tombak itu lagi, "Hyaaaa!!!"

Versi Teks One Piece Chapter 64
BAMMM!!!

Ternyata bukan cuma bayangan Luffy saja. Hantaman tombak Don Krieg benar-benar bisa menciptakan ledakan. Luffy bahkan sampai terlempar bermeter-meter jauhnya. Untung saja tangannya bisa memanjang jadi ia masih sempat berpegangan di salah satu reruntuhan sebelum tubuhnya tercebur ke laut.

"Apa-apaan tombak itu!?" ucap kaget para koki.

Versi Teks One Piece Chapter 64
"Tombak itu... Menciptakan ledakan tiap kali mengenai sesuatu?" ucap Luffy.

"Sial, makin lama pertarungan ini berlangsung, keadaannya jadi makin buruk. Dia sudah kehilangan banyak darah." ucap Sanji. Dan memang benar, tubuh Luffy banyak terluka dan darahnya terus mengalir.

"Sekarang riwayatmu akan benar-benar berakhir.." ucap Don Krieg.
"Sial.." ucap Luffy. "Aku tak bisa bertarung dengan kekuatan penuh di atas pulau-pulau kecil ini.."

Maksudnya yaitu puing-puing hancurnya kapal yang mengapung. Luffy bertarung sambil melompat-lompat di atas puing kayu yang ukurannya tak terlalu besar, jadi ia tak bisa bertarung secara maksimal.

Versi Teks One Piece Chapter 64
"Kelihatannya Don akan mengakhiri pertarungan ini dengan cepat..." ucap anak buahnya.

Akhirnya kepercayaan diri Bajak Laut Krieg kembali bangkit.
"Semakin kuat ayunannya, Tombak Perang Terkuat itu akan menciptakan ledakan yang semakin kuat juga.."

Tak hanya menghantam, Don menggunakan tombak besarnya itu untuk menebas, menusuk, tapi Luffy masih bisa menghindari itu semua.

Versi Teks One Piece Chapter 64
"Kekuatannya memang seperti monster!!" ucap anak buah Don Krieg. "Meskipun tombak itu terbentuk dari besi di kedua bahunya yang beratnya lebih dari satu ton, ia bisa mengayunkannya tanpa hambatan!!"

"Itulah bukti kalau Don adalah yang terkuat!!"

Don terus menyerang sementara Luffy terus menghindar. Sampai akhirnya, Luffy melompat menghindari serangan Don tak ada lagi tempat baginya untuk mendarat. Luffy berada di udara, ak ada tempat untuk mendarat, dan tombak Krieg sudah siap untuk menebas.

Apa yang akan Luffy lakukan!?

"Mati kau!!!" Don Krieg menebaskan tombaknya.

"Fiuhh... Hampir saja..." Luffy malah berpegangan di tongkat tombak itu.

Versi Teks One Piece Chapter 64
"!!!!!" Don Krieg geram.
"Dasar bocah...!!!"

Don Krieg menghantamkan tombaknya keras-keras. Luffy pun melompat sebelum dirinya terkena ledakan. Tapi lagi-lagi, Don Krieg memanfaatkan kesempatan itu. Saat tubuh Luffy melayang di udara, Don Krieg menusuknya.

Batss!!! Luffy menjepit ujung tombak Don Krieg dengan kedua tangannya. Niatnya sih ingin menahan, tapi hal itu justru menimbulkan ledakan dan tubuh Luffy pun gosong.

"Bocah pelayan!!" teriak Sanji.

Versi Teks One Piece Chapter 64
"Setelah membuatku semarah ini, jangan harap tubuhmu akan tersisa!!"

"Sekali lagi..." ucap Luffy. Meski sempat terkena ledakan ia kembali mencoba untuk menahan hempasan tombak itu.

BOOOMMM!!!! Luffy terkena ledakan untuk kedua kalinya.

Versi Teks One Piece Chapter 64
"Heh, apa sekarang kau sudah sadar kalau pria terkuat di dunia itu adalah aku?" Dodan Krieg tersenyum.

"Bocah pelayan!!" teriak Sanji.
"Sial!!" ucap para koki, "Tamatlah sudah..."

Luffy bangkit lagi dan malah tersenyum.

"Apa!?" Don Krieg kaget. Bukan hanya karena Luffy bisa bertahan dari dua kali ledakan tombaknya, namun kali ini Luffy tak hanya menahan tombak tadi. Secara mengejutkan, ujung tombak terkuat Don Krieg retak dan kemudian hancur.

"Tombak terkuatku...!!! Apa yang sudah kau lakukan!?"

Versi Teks One Piece Chapter 64
"Tadi aku memukulnya lima kali!! Jadi sekarang bersiaplah!!" ucap Luffy. "Saat ini aku dan kau sama-sama berada di tempat terbuka, jadi aku akan menghantammu sampai terbang melayang!!"

"Apa kau bilang?" Don Krieg terlihat makin marah.

Bersambung

sumber: Versi Teks dan Cerita Karangan - VersiTeks.com

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments