Saturday, April 4, 2015

thumbnail

Versi Teks One Punch-Man Chapter 4 - Kegelapan Bawah Tanah

Hari yang cerah dan damai tiba-tiba saja berubah saat sebuah tangan mencengkram dan melemparnya dari tempat tidur.

Pagi itu si pahlawan super sedang tidur di kostnya, lalu sebuah tangan tiba-tiba masuk lewat jendela, menarik tubuhnya kemudian melemparnya. Pahlawan super pun terseret, masih dengan mengenakan baju piama.

"Kostku..."


Sementara ia meratapi kostnya yang hancur, mahluk aneh berwarna hitam kembali muncul dan menyerangnya dari belakang.

"!!!"

Pahlawan super menahan serangannya, namun tetap saja tubuhnya terlempar. Pahlawan super terjatuh, dan darah terus menetes dari kepalanya.

Musuh tak hanya satu, mahluk-mahluk berwarna hitam muncul dari bawah tanah, dan makin lama jumlah mereka makin banyak.

"Kalian... Kalian itu apa!?" tanya pahlawan super. Dalam hati, "Mereka... Kuat..."


"Tidak sopan sekali..." ucap mahluk sejenis yang sudah berdiri di sebelahnya. "Harusnya kau bertanya kami ini siapa, bukan apa. Kami adalah penduduk asli Bumi ini!! Kalian para mahluk permukaan biasa menyebut kami sebagai orang-orang bawah tanah..."

Mereka terus bermunculan, mungkin jumlahnya sampai puluhan atau bahkan ratusan, banyak sekali, dan mereka terus bermuncuan dari dalam tanah.

"Sekarang jumlah populasi kami terus meningkat, jadi kami butuh ruang lebih untuk hidup. Untuk itu, kami memutuskan untuk mengambil alih permukaan. Tapi kudengar jumlah orang-orang permukaan juga banyak, jadi kami akan melenyapkan kalian semua..."


"Sejak invasi kami dimulai, kami telah menghabisi sekitar 70% populasi orang permukaan. Dan kau sepertinya lumayan juga, kau adalah orang pertama yang masih bisa bertahan setelah menerima pukulan-pukulan kami. Tapi sayang sekali, sebentar lagi kau juga akan...."

Buaghhh!!!!! Pahlawan super meninju mahluk bawah tanah yang bicara tadi sampai kepalanya hancur.

(potong)"A-Apa itu tadi!?" mahluk bawah tanah yang lain kaget. Mereka pun membalas dan beramai-ramai menyerang si pahlawan super.

Beberapa mahluk bawah tanah berhasil ia hancurkan, namun karena jumlahnya begitu banyak sesekali ia menerima serangan balik terlempar. Pahlawan super bahkan sempat terlempar hingga menerobos reruntuhan dan piama yang dikenakannya robek-robek.

Namun ia mampu bangkit kembali dan berteriak, "Haaaah!! Aku tak akan kalah!! Aku akan melindungi permukaan!!!"


"Dasar manusia rendah tak tahu diri!!" mahluk bawah tanah kembali menyerang. Pahlawan super juga tak mau tinggal diam dan balas menyerang.

"Perasaan ini..."

Akhirnya ia bisa merasakan pertarungan yang sesungguhnya, menghajar dan balas dihajar.

"Adrenalin yang kurasakan, tekanannya... sudah lama sekali sejak terakhir aku merasakannya sampai-sampai aku lupa. Perasaan bergairah dan semangat yang didapat dalam pertarungan. Ya, perasaan itu..."

"Haah..." Pahlawan super menghela napas, tubuhnya penuh keringat setelah baru saja membantai seluruh mahluk bawah tanah yang mencoba untuk menguasai permukaan.


"Haaaaaaaaaaahhh!!!!" sesosok mahluk bawah tanah yang ukurannya jauh lebih besar dari yang tadi muncul. "Jangan senang dulu hanya karena kau berhasil mengalahkan anak-anakku!!! Aku, Raja Bawah Tanah akan menghabisimu!!!"


Mahluk itu memegang empat pedang dengan empat tangan raksasanya.
Pahlawan super bersiap dengan tinju tangan kosongnya.

"Perasaan ini... Perasaan yang selama ini kucari-cari..."

Buaggghhh!!!! Pahlawan super melancarkan pukulan hingga jam waker di sebelahnya hancur. Ia membuka mata, dan ternyata tadi itu hanya mimpi.


"Muhahahaha!!!!" terdengar teriakan dari luar jendela. "Permukaan akan jadi milik kami, mahluk bawah tanah!! Kalian semua manusia permukaan matilah!! Aku adalah Raja Bawah Tanah yang Agung!!!"

Jduakkk!!!!!!

Pahlawan super melompat dengan penuh semangat, sudah lengkap dengan seragam pahlawannya dan menendang mahluk tadi. "Aku akan melindungi permukaan!! Ayo kalian semua maju!!!"

Berharap bisa merasakan perasaan seperti yang di mimpi tadi, namun di kenyataan ternyata mahluk bawah tanah jauh lebih lemah. Melihat pahlawan botak itu muncul saja mereka langsung kembali ke dalam tanah sambil mengibarkan bendera putih bertuliskan, "Maaf kami menyerah..."

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments