Friday, April 3, 2015

thumbnail

Versi Teks One Punch-Man Chapter 3 - Mahluk Bencana

Di sebuah laboratorium asing, seorang professor akhirnya berhasil menyelesaikan sebuah ramuan penguat super. "Ohohohoho!! Akhirnya jadi juga, ultimate steroid, Biceps Brachii King!!"

Professor kurus itu lalu memberikan ramuan tersebut kepada adiknya, seorang pria bertubuh kekar. "Adikku!! Minumlah ini dan kau akan memperoleh kekuatan yang selama ini kau cari-cari!!"

"Kakak..."


Si adik pun meminumnya. Satu tabung kecil ia habiskan dan tiba-tiba reaksi aneh terjadi pada tubuhnya. "Uuukhh!!!"

Otot-ototnya yang kekar berdenyut-denyut dan membesar, makin kekar dan makin membesar sehingga baju dan celananya robek. "Gaaaaaaahhh!!!!"

Makin membesar, bahkan sampai atap laboratorium itu roboh, tubuhnya terus membesar. Ramuan tadi telah mengubahnya menjadi raksasa.


"W-Whoah!! Atapnya!! Ramuannya efektif sekali!!" ucap si professor, kakaknya. "Dengan ini, kita akan bisa menguasai dunia!! Bersiaplah dunia, si otak dan si otot bersaudara akan datang!!!"

Bagai titan, kini mahluk itu benar-benar tumbuh menjadi raksasa berotot kekar.
"Yah, efektifnya kelewatan sih, dia besar sekali.." ucap professor.


"Aaaa!!" si professor menjerit saat tiba-tiba saja reruntuhan lab mengenai tubuhnya. "Labnya roboh!! Adik, tolong aku!! Aku terjebak di bawah sini!!"

Adiknya pun menggunakan tangan raksasanya untuk mengangkut tubuh kakaknya lalu menaruhnya di pundak.

"Yosh!! Ini hebat sekali!!" ucap si professor. Saat ini ia duduk di pundak adiknya, raksasa itu.
"Aku akan menjadi otaknya dan kau ototnya!! Bersama-sama kita akan memiliki kecerdasan dan kekuatan yang paling hebat di dunia ini!!!"

Dua bersaudara itu memulai aksinya. Dari lab yang berada di tenah hutan, mereka berjalan menuju kota. Tak butuh waktu lama, hanya perlu beberapa kali melangkah dengan kaki raksasanya, mereka sudah sampai di perbatasan kota.


"Kita akan menghabisi semua yang menghalangi jalan kita, adikku!! Dan setelah dunia menjadi milik kita, maka kita akan menjadi raja!!"

"Aku... Aku hanya ingin menjadi orang terkuat di dunia.." ucap adiknya dalam hati. "Itulah yang kuinginkan, itulah impianku..."

Kemunculan raksasa menarik perhatian para warga.
"A-Apa itu!?"

"Eh!? Raksasa!?"
Monster!!! Lari!!!!""

Bragghhhh!!!!! Raksasa itu melenyapkan gedung-gedung yang menghalangi jalannya hanya dengan sebuah pukulan.


Kekuatannya begitu mengagumkan, si professor sendiri pun tak menyangka kalau adiknya akan jadi sekuat itu. "Dia baru saja menghancurkan seisi kota hanya dengan satu hempasan tangan..."

"H-Hebat sekali, adikku!!!" teriak si professor. "Ribuan orang telah mati!! Ayo lenyapkan kota sebelah juga!!!"

(potong)Para warga yang masih selamat makin panik dan terus berlari. Alarm berbunyi.
"Ini adalah alarm evakuasi darurat!! Darurat tingkat iblis!!"

"Dilaporkan bahwa raksasa baru saja sampai di Kota D!!"
"Apa!?"

"Dilaporkan bahwa Kota D baru saja dihancurkan!! Menurut laporan, saat ini raksasa bergerak menuju Kota B!! Warga yang berada di sekitar Kota B mohon segera menyelamatkan diri!!"


"Sial sial sial sial sial!!!" warga terus berlarian.
"Ini adalah kiamat!! Gaaaaaaahh!!!"

Warga panik.

"Hei, jangan dorong-dorong!!"
"Aaa!! Ponselku!!"
"Mama!!!"
"Menyingkir kau!!!"


Dari bahu kanan raksasa itu, si professor terus memberi perintah. "Ohohoho!! Habisi mereka semua!! Tunjukkan seberapa kuat dirimu!!!"

Si professor baru sadar kalau di bahu kanan si raksasa ada orang lain.
"Eeh!? Ada orang lain di bahumu!!!!"

Pahlawan super botak duduk di bahu kiri raksasa dan berkata, "Ingat pakai celana dong..."

"Di bahumu!!!" teriak si professor, "Ada orang di bahumu!! Bunuh dia!!!"

Plakk!! Raksasa itu pun menaplak bahunya. Lalu saat melihat telapak tangannya, ternyata yang ia gampar adalah bahu tempat kakaknya duduk. "Kakakkkkkkkkkkk!!!!!"


Kakaknya sampai remuk terkena tamparan. Raksasa itu terus menjerit, sementara pahlawan super yang duduk di bahu kirinya menutup telinga.

"K-Kenapa jadinya malah seperti ini!?" raksasa itu terus menjerit. "Padahal yang kuinginkan hanyalah kekuatan!! Dan setelah berhasil menjadi yang terkuat, kenapa malah begini!?"

"Jadi bagaimana rasanya menjadi yang terkuat?" tanya pahlawan super itu lagi, sambil memasang wajah polos.

"Grrrrrrrrr!!!!!" raksasa itu marah padanya.


"Aku tak tahu kau siapa!! Tapi gara-gara kau kakakku mati!!! Tak akan kumaafkan!!!!"

Raksasa itu langsung mencengkram tubuh pahlawan super, melemparnya ke tanah kemudian melompat dan menginjaknya, lalu melesatkan pukulan bertubi-tubi hingga daratannya benar-benar hancur lebur, "Rasakanlah kekuatan dari si otot dan otak terkuat!!!!!"

Pukulan bertubi-tubi terus ia lancarkan hingga tercipta bongkahan jurang besar yang dalam.
"Haah... Haah..."


"Akulah... Yang terkuat..."

Raksasa itu memandangi telapak tangannya. Sekilas, tampak ia meneteskan air mata. Dlam hati raksasa itu berkata, "Lalu kenapa kalau aku yang terkuat?"

"Benar kan..." ucap suara dari dalam jurang.
"Rasanya hampa..."

"Eh!?"

Whussss!!!! Pahlawan super melesat dari dalam jurang menuju kepala si raksasa, lalu Jduakkk!!!!! satu tinjunya menghantam hancur kepala si raksasa.


"Memiliki kekuatan yang berlebihan itu... Rasanya membosankan..."

Bruakkk!!! Raksasa itu ambruk hingga menimpa seisi kota. Kota B pun tetap hancur.

"Ah..."

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments