Sunday, April 19, 2015

thumbnail

Versi Teks One Punch-Man Chapter 19 - Tak Ada Waktu Untuk Ini

Lima hari telah berlalu semenjak Saitama sebagai super hero. Sejak saat itu, belum pernah terjadi tindak kejahatan apa pun. Tak ada hal khusus yang bisa ia lakukan, jadi Saitama menghabiskan waktu liburnya seperti biasanya. Baring-baring di kost, baca komik lucu, "Hahaha..."

Sampai kemudian Genos berkunjung ke rumahnya, seperti biasa, namun dengan barang bawaan yang tidak biasa. Genos datang sambil menggandong ransel yang ukurannya lebih besar dari meja di depan Saitama.

"Ransel besar yang dibawanya itu... Ini cuma imajinasiku saja, kan?" pikir Saitama.

Mulai cemas.

Bruakk!! Genos menjatuhkan ranselnya sampai-sampai lantai berguncang.
"Apa tak apa kalau aku tinggal di sini?"
"Ya... Enak saja!!"

Dalam hati, Saitama, "Nih anak serius nggak sih?"

Genos lalu menaruh setumpuk uang di hadapan Saitama, "Aku akan membayar uang sewanya."

Saitama pun langsung luluh, "Sudah ingat bawa sikat gigi sendiri?"

Akhirnya Genos tinggal satu kost dengan gurunya, Saitama. Sementara Saitama membaca komik, Genos sibuk menulis sesuatu di buku catatannya.

"Kau itu sedang menulis apa sih?" tanya Saitama.
"Diary, aku mencatat secara detail tiap pelajaran yang Anda berikan.."

"Oh tidak.." ucap Saitama dalam hati, "Bagaimana ini? Tak ada lagi bahan pelajaran yang bisa kuberikan padanya. Kalau begini bisa-bisa aku dianggap menipunya, ayo berpikir... Sesuatu semacam bagaimana cara berlatih yang ama, teori semangat manusia.. Aaah tidak, yang kutahu cuma latihan fisik biasa, cuma itu saja, tapi kalau aku memberitahunya Genos pasti tidak akan terima.."

Saitama mulai panik.

"Oh iya, ngomong-ngomong, Guru, waktu seminar dijelaskan kalau hero ranking C yang tidak melakukan kegiatan hero selama lebih dari satu minggu akan dikeluarkan dari Daftar Super Hero Nasional, apa tidak apa-apa Anda berdiam diri seperti ini?"

Saitama baru sadar dan langsung deg....

"Hah...?"

Saitama tak ingat sama sekali kalau ada peraturan seperti itu.

"Ada aturan seperti itu??"

"Ya.. Berhubung jumlah hero ranking C terlalu banyak dan standarnya rendah, maka yang tidak berguna akan langsung dikeluarkan..." jelas Genos.

"T-Tapi aku menonton TV dan tidak melihat ada berita kejahatan penting sama sekali, yang paling banyak cuma evakuasi karena bencana alam, teoris, monster kecil-kecilan, dan sebagainya..."

"Selama ini Anda bertarung menghadapi penjahat berkekuatan tinggi atau pasukan monster yang tak terkendali, jadi sepertinya Anda tidak menyadarinya, tapi kebanyakan hero ranking C biasanya cuma menghadapi perampok, penyelundup, penjambret, serta penjahat-penjahat kecil lainnya.."

"Hero ranking C diharapkan mampu melakukan tindakan kepahlawanan sesuai evel mereka, menjadikannya sulit untuk tetap bertahan dalam tingkat frustasi seperti itu. Banyak yang memilih untuk berganti pekerjaan. Ibaratnya seperti pegawai yang hanya sekadar masu ke dunia bisnis. Kalau tak berusaha sendiri dan mendapat hasil, tak akan ada orang yang menghargai."

Saitama langsung melempar komiknya dan mengenakan jubah pahlawannya, "Ini bukan waktunya untuk membaca manga!!!!"

"Jadi kita akan pergi?"
"Oh tidak!! Kau jangan ikut-ikutan, tinggal saja di sini!!" ucap Saitama. "Kalau Hero Ranking S sepertimu ikut aku yang cuma Ranking C tidak akan diperhatikan..."

"Tapi aku ini muridmu.."

Saitama kemudian mendapat ide cemerlang dan bicara dengan wajah serius sok bijak, "Dengar baik-baik, Genos, kehendak awalku yang menjadikanku berlatih keras dan menjadi kuat seperti sekarang ini adalah karena aku ingin menjadi seorang super hero. Bisa jadi kau juga seperti itu, dengan memiliki tujuan untuk mencapai tingkat hero, sesuatu bisa saja berubah, dengan kata lain bisa jadi kau akan bertambah kuat."

"Pada dasarnya, ini adalah soal latihan dan hal-hal teknis. Demi tujuan itu, capailah kemenangan dengan efek dari hero professional. Yang ingin kukatakan adalah, capailah sepuluh besar Ranking S, saat ini itulah latihanmu..."

Saitama terus bicara dengan tatapan penuh motivasi meskipun dalam hati, "Aku sendiri tak mengerti tadi aku bilang apa tapi kurasa atmosfernya bisa meyakinkannya..."

"Oh sekarang aku paham!! Aku akan mencobanya!!" Genos tampak sangat antusias.

"Ah syukurlah dia paham..." ucap Saitama dalam hati.
"Yah, aku tahu kau pasti bisa melakukannya, aku pergi dulu."


Saitama berlari ke seluruh penjuru kota, berlari ke sana ke mari untuk mencari penjahat, terus berlari, tapi hari itu kondisi kota begitu damai...

"Siiiiiiiaaaaaaall!!!!!!!! Ini mustahil!!! Waktuku tinggal tersisa satu hari lagi!!!" jerit Saitama di tengah-tengah perempatan jalan. "Hah, sepertinya aku harus pulang saja, masalah besok biar diselesaikan diriku yang besok saja..."

Keesokan harinya...

Kondisi makin buruk, dengan wajah penuh keringat Saitama berjalan di keramaian kota yang lagi-lagi begitu tenang, tak ada penjahat sama sekali.

"Ha-hari ini... juga damai... Aku tak bisa... Aku tak bisa beraksi kalau seperti ini... Aku akan... Dikeluarkan..."

Ctapp!!! Sebuah kunai tiba-tiba melesat ke arahnya namun mampu ia tahan dengan mudah.
"Hm?" Saitama menoleh dan, "Ah!!!! Kau kan!!!!"

Saitama bertemu sosok yang sudah tidak asing lagi, "Kau adalah... Kau... Si Kecepatan Suara Panik!?"

"Sonic si Kecepatan Suara..." ucap Sonic membenarkan.

"Saitama.." ucap Sonic, "Hari ini aku membunuhmu..."

"Maaf, tapi aku sedang sibuk, lain kali saja ya..." Saitama tak mempedulikannya dan berjalan menjauh.

Tindakan pria botak itu membuat Sonic makin kesal. Urat marah muncul di sekujur wajahnya lalu ia langsung memasang kuda-kuda dan menarik pedang di pinggang belakangnya, "Kau pikir kau bisa kabur.. Dariku!?"

Sonic langsung melesat dan menebaskan pedannya, trankk!!!!! Saitama menggigit tebasan berkecapatan tinggi itu sampai pedangnya hancur berkeping-keping.

"Eh!?" dalam hati Sonic kaget, "Aku tak melihatnya sama sekali, kupikir aku sudah menebas wajahnya tapi dia malah menghancurkannya!?"

"Kubilang aku sedang sibuk, bodoh..." Saitama menatap Sonic dengan ekspresi yang mengerikan, "Aku sedang kesal jadi jangan menghalangi jalanku, tau aku akan memukulmu.."

"Orang itu!!" seorang gadis kecil tiba-tiba menunjuk mereka. Lalu, pria bertubuh besar di sebelahnya berteriak, "Kau!! Orang mencurigakan yang di sana itu!! Aku, Hero Tanktop Tiger memanggilmu!!"

"Hero?"

"Dia berbahaya!! Tolong lakukan sesuatu padanya!!" pinta gadis kecil tadi.

"Nah! Sonic, karena kau melakukan tindakan berbahaya orang-orang jadi mencurigaimu, makanya lain kali tenanglah sedikit.." ucap Saitama. Tapi ternyata, yang dimaksud orang mencurigakan itu dirinya.

"Maksudnya kau.." ucap Tanktop Tiger sambil memegang kepala botak Satama.

"Eh!?"

"Sejak kemarin ia terus berlari keliling kota sambil memasang wajah mencurigakan!!"

"T-Tunggu sebentar!! Aku juga hero!!" ucap Saitama.
"Siapa nama heromu? Aku, Tanktop Tiger belum pernah mendengar tentangmu sebelumnya..."

"Siapa yang peduli!? Aku masih pendatang baru!!"

"Apa pun itu, orang-orang menganggapmu mencurigakan, jadi sebaiknya kau pulang saja." Tanktop Tiger menatap Saitama, "Atau kau berencana untuk melawanku, Hero Kelas C Ranking 6, Tanktop Tiger? Pendatang baru sepertimu hanya bisa bikin kesal saja..."


"Hei, apa-apaan tatapanmu itu? Mau bilang supaya aku pergi, ya? Kalau mau kau boleh saja melawanku.." ucap Tanktop Tiger.

"Hei lihat, hero itu..."
"Bukankah itu Tanktop Tiger??"

Orang-orang sekitar mulai mengerumuni mereka.

"Tanktop Tiger? Benarkah??"
"Waah, kita beruntung bisa melihatnya!!"

"Kalau kau bisa masuk Kelas C ranking 10 saja, aku pasti mengenal wajahmu, sekarang apa yang mau kau lakukan, pendatang baru? Mau mengamuk supaya terlihat hebat???"

Boomb!!!!! Sonic langsung melempar shuriken peledak sampai membuat tubuh Tanktop Tiger hangus.

Bruak...
Pria besar tadi langsung ambruk begitu saja.

"Kyaaa!!!"

"Apa yang kau lakukan?" tanya Saitama.

"Tanktop Tiger!!!" teriak para warga.
"Apa yang sebenarnya terjadi!?"

"Dia menghalangi jalanku, jadi kubuat tidur saja.." ucap Sonic.

"Panggil hero!!" teriak warga.
"Lari!!!!"

"Saitama, bahkan orang sepertimu pun memilih untuk mengambil gelar hero yang tak berguna itu, jadi mau tak mau kau harus melawanku, Hero Saitama!!"

Sonic melompat tinggi ke udara, lalu dari sana ia melemparkan empat shuriken peledak. Mereka berputar, melesat menuju Saitama dan bersiap untuk meledak, Bam Bam Bam!!!

Ternyata bukan Saitama, Sonic meledakkan gedung-gedung yang berada di sekitar Saitama. Gedungnya hancur, mobil-mobil terkena imbasnya, orang-orang terluka.

"Hentikan!! Hei!!" ucap Saitama.

"Saitama, lawan aku!!" Sonic terus mengamuk.

"Kyaaa!! Aku tak mau mati!!!" para penduduk ketakutan.
"Oh sial!! Oh sial!!!"

"Dia itu Hero!?"

"Waaa!!!" anak kecil menangis, lalu sebuah mobil terlempar ke arahnya.
"Sial!!"

Saitama menahan mobil itu menggunakan pohon sebelum mengenai anak kecil itu. "Orang-orang ini bikin repot saja.."

"Aku tak ada urusan dengan ini, aku harus mencari penjahat..." pikir Saitama. Kemudian ia baru sadar, "Penjahat? Hmm..."

Sonic terus mengamuk, "Kalau kau tak mau melawanku, maka akulah yang akan menyerangmu terlebih dahulu!!!!!"

Saitama tiba-tiba saja sudah berada di belakang Sonic, "Aku di sini.."

Bam!!!!

Dengan satu hantaman kecil dari belakang, Sonic langsung dibuat pingsan menghantam tanah.

"Fiuh... Jadi ini artinya aku sudah mengerjakan tugas, kan?" ucap Saitama.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments