Monday, April 27, 2015

thumbnail

Versi Teks One Punch-Man Chapter 27 - Karena Sedang Hujan

Raja Laut lumayan kaget saat melihat saitama tetap berdiri seolah tak terjadi apa-apa setelah ia menghantam kepalanya.

"Kau... Hebat juga kau masih bisa bertahan setelah menerima pukulan di kepala. Dibanding sampah-sampah yang muncul sebelumnya, sepertinya kau berbeda..."

"Pukulanmu saja yang terlalu lemah..." ucap Saitama.

Masih di gedung pengungsian, para warga terus menonton.

"Hei, ada lagi orang yang datang..."
"Apa dia itu Hero?"
"Pengendara Tanpa SIM sudah kalah..."
"Siapa dia itu?"

"Kepala botak... Kurasa aku pernah melihatnya di daftar Hero..."
"Dia itu kelas C, kan?"

"Ya! Aku ingat, dia itu Hero kelas C ranking 2, dan kalau tidak salah ada rumor tentangnya.."
"Tapi bagaimana pun kurasa situasi kita tetap sama..."

"Tapi baru saja, kelihatannya dia berhasil menahan pukulan tepat di kepalanya?"
"Pasti cuma kelihatannya saja, mana mungkin bisa bertahan setelah dipukul monter seperti itu?"

Raja Laut menatap Saitama, "Aku adalah Raja Laut, penguasa dari ketujuh lautan... Segalanya berasal dari laut, bisa dibilang lautlah ibu dari segalanya. Itu artinya, sebagai penguasa lautan yang merupakan ibu dari segalanya, aku berada pada puncak piramida makhluk hidup di dunia ini, dan siapa saja yang berani menentangku..."

"Iya iya aku tahu..." ucap Saitama sambil ngupilin kuping, "Ayolah cepat sedikit, hujannya makin deras..."

BAAAAAMMM!!!!

Raja Laut pun langsung melesatkan pukulan ke arah Saitama dan Basss!!! Saitama membalas tinjunya dengan tinju hingga kepalan tangan Raja Laut tembus hingga ke tubuh, BOOOM!!!

"EEEEEEEEEEHHHHHHH!!!!!!!!????" para warga menjerit.

Raja Laut bahkan tak sempat berteriak atau menjerit kesakitan, satu pukulan Saitama langsung mengakhiri hidupnya.

"Apa-apaan itu tadi!?"
"Astaga naga!!!"
"Ini bercanda, kan!?"

"Dia membunuhnya!! Kita selamat!!!!"

"Apa kalian melihatnya!? Dia mengalahkannya dengan satu pukulan!!"
"Bagaimana bisa!? Hero yang tadi saja tak bisa berbuat apa-apa!!"

"Dia terlalu kuat!!!"
"Syukurlah aku masih hidup!!"

Para pengungsi kaget, kagum, kecuali satu orang...
"Yah, mungkin makhluk misterius sebenarnya tidak begitu kuat..."

"Berarti Hero yang dikalahkan itu lebih lemah lagi?"

"Yah, itu..."

"Benar juga sih, dikalahkan seperti itu, monsternya jadi kelihatan lemah sekarang..."
"Saking lemahnya Hero kelas C saja menang dengan sekali pukul..."

"Lalu, Hero kelas A atau S, kurasa itu cuma omong kosong belaka..."
"Hei, jangan bicara seperti itu, mereka sudah berjuang mati-matian untuk menolong kita!!"

"Ayolah, kalau cuma mempertaruhkan nyawa saja, siapa pun bisa jadi Hero, kalau tidak mengalahkan makhluk misterius mereka tbd disebut sebagai Hero, kan? Bagaimana pun itu memang pekerjaan mereka.."

"Kudengar banyak Hero yang terluka kali ini, iya kan? Apa kalian mau membiarkan orang-orang seperti mereka melindungi kita? Kita beruntung kali ini bisa selamat, tapi bagaimana dengan nanti? Kalau kita dalam bahaya lagi lalu Hero datang menolong tapi malah dikalahkan, lebih baik tidak usah datang saja, kan?"

"Hei!!!" warga lain kesal dan langsung mencengkram leher baju pria arogan itu, "Diam kau bocah!!"

"Eeh? Kenapa marah padaku!? Asosiasi Hero dibangun atas donasi publik, kan? Kita sudah bayar supaya dilindungi oleh mereka, jadi harusnya mereka bekerja dengan benar, iya kan? Kau harus mengakuinya, Hero-Hero yang tadi tidak berguna sama sekali karena monsternya dikalahkan oleh pria botak itu sendiri..."

"Kubilang diam!!!"

"Kenapa? Dan jangan bilang mereka sudah berjuang karena bisa mengulur waktu, siapa pun bisa melakukannya.. Apa lagi yang mereka lakukan?"

"Yang penting kita selamat, diam saja kau bocah!!"
"Ya, Hero-Hero yang lain memang tak banyak andil kali ini, tapi tetap saja kau tak boleh bicara seperti itu!!"

Setelah berjuang keras dan mempertaruhkan nyawa mereka, para Hero justru diremehkan. Saitama mendengarnya dan akhirnya memutuskan untuk...

"Hahaha!!" Saitama tertawa, "Ya ampun, aku beruntung sekali.." ucapnya. "Hero-Hero yang lain sudah berjuang sekuat tenaga hingga monsternya melemah dan bisa kukalahkan dengan mudah, syukurlah aku datang terlambat jadi akulah yang akan mendapat pujian..."

"Hei para warga, kalian beritahu teman-teman kalian kalau aku yang mengalahkannya ya!! Aku tak peduli meski aku mengambil keuntungan dari orang lain!!"


"Eh? Bilang apa dia tadi?"
"Makhluk misteriusnya sudah melemah?"
"Dia sendiri yang bilang begitu, kan?"
"Yah, masuk akal sih, bertarung melawan begitu banyak Hero, tentu saja dia melemah..."

"Tapi meski sudah melemah, mengalahkannya dengan satu pukulan tetap hebat, kan?"
"T-Tunggu sebentar!!"

"Sekarang aku ingat, rumor itu... Dia Saitama!! Dia jadi pembicaraan karena selama ini menaikan rankingnya dengan cara curang!!"

"Curang??"

"Entahlah rumor itu benar atau tidak, tapi dengan ranking yang melonjak secepat itu, kedengarannya mencuriakan, kan?"

"Jadi pertarungan tadi juga hanya mencari keuntungan dari jerih payah Hero yang lain demi meningkatkan ranking?"

"Genos si pendatang baru yang menjanjikan, Pengendara Tanpa SIM yang merupakan ranking pertama di kelas C, dan Hero lainnya, mereka semua sudah berjuang keras... Tapi malah orang ini yang akan mendapat pujian?"

"Itu tidak adil!!"
"Tapi tidak bisa disebut curang juga, kan?"
"Bisa menang dengan sekali pukul tetap saja hebat..."

Belum cukup, Saitama kembali memperburuk reputasinya, "Hei, tunggu apa lagi? Cepat tolong dan bawa Hero-Hero yang terluka ke rumah sakit, akan sulit untuk mengambil keuntungan dari Hero yang sudah mati, kan?"

"Eeh!?"

"Cih, sepertinya dia memang orang yang curang..."
"Orang ini... Tidak adil!!"
"Dibanding dia, Hero yang lain jauh lebih heroik!!"

"Apa jadinya kalau para Hero pemberani sebelumnya tak memperlemah monster itu!? Kita patut mengenang jasa mereka, para Hero yang telah menyelamatkan nyawa kita!!"

Akhirnya orang-orang pun bisa menghargai para Hero yang ikut berjuang keras sebelumnya. Meski sebagai gantinya ia makin dicap sebagai Hero yang naik peringkat dengan cara curang, Saitama puas.

"Sensei..." dalam hati, Genos, "Apa Anda benar-benar yakin dengan ini? Tapi kalau memang ini jalan yang ingin Anda tempuh, aku akan mengikutinya... Tapi, setelah memuat orang-orang menentangmu, akankah Anda tetap bisa menjadi Hero? Aku khawatir..."

"Ah..." Saitama tersenyum sambil melihat ke arah langit, "Hujannya sudah reda..."

"Kalau suatu hari nanti, Saitama-sensei benar-benar tersudut, aku pasti akan...."

Di tempat pertarungan antara Raja Laut melawan Sonic sebelumnya, akhirnya Sonic kembali dengan pakaian dan senjata lengkap.

"Aku sudah kembali secepat mungkin dengan pakaian dan perlengkapan senjata yang lengkap, tapi dia monster laut sialan itu malah kabur, eh?"

Sonic tak tahu kalau Raja Laut sudah pergi menuju gedung pengungsian dan dikalahkan oleh Saitama.

Dalam hati, Saitama, "Ya ampun... Bodoh sekali, padahal aku berharap kalau dia itu kuat..."


Kota G, sebuah bangunan tinggi mirip kastil di dekat gunung, seorang nenek tua renta gemetar saat melihat bola kristalnya..

"Aah... Aahhh..." desah nenek itu.

"Nenek Shibawa, apa ada sesuatu?" tanya pengawalnya, pemuda berjas.
"Aku.... Aku bisa melihatnya...."

Nenek itu adalah Nenek Shibawa, seorang peramal hebat.

"Bencana... Bencana terbesar akan segera datang...."
"Nenek Shibawa!?"

"Ini... Haah... Haah... Ini adalah akhir!! Haah..."
"Nenek Shibawa, tenangkan diri Anda!!"

"Haah... Bumi... Dalam bahaya..."

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments