"Jadi dia serius tak mau membantu kita!?"
"Tak masalah, paling tidak dia sudah menolong Gray." ucap Lucy. "Happy!! Chale!! Bisakah kalian pergi mencari jejak mereka sekali lagi!?"
"Aye!!"
"Kali ini coba cari di sebelah Utara!!"
Hujan deras turun di Magnolia, Jellal tampak duduk di sebelah jendela sambil mengamati ke arah luar. Pertarungan yang harusnya terjadi dengan Laxus tak jadi ia lakukan. Waktu itu mereka lebih memilih untuk berdamai.
"Aku akan tetap tinggal di Magnolia untuk beberapa lama. Aku tak akan berhenti mengawasi perempuan itu begitu saja."
"Baiklah, kurasa itu tak masalah. Aku juga tak berpikir kalau bertarung di sini adalah keputusan yang bijak."
Waktu itu Touka, perempuan yang Jellal klaim sebagai sang penyihir putih bersembunyi di balik tubuh Laxus, tatapannya terlihat bingung dan ketakutan.
Saat ini Jellal sendiri jadi mulai ragu.
"Apa perempuan itu benar-benar Penyihir Putih? Aku tak percaya dia malah bergabung dengan Fairy Tail. Semuanya jadi rumit. Erza... Kalau kau di posisiku, apa yang akan kau lakukan?"
Sementara tanpa Jellal ketahui, saat ini Erza tengah menjadi budak musuh.
"Aku akan memakannya!!"
Erza memakan makanan di lantai bagai binatang.
"Bagus, gadis manis!! Maaf kami lupa membawa makanan hewan, yang ada cuma makanan sisa yang sudah busuk."
"T-Tidak apa-apa, rasanya enak!! Uhk uhk, enak sekali!!"
Meski dari ekspresi jijik Erza, kelihatan jelas kalau makanan itu tidak enak. Erza bahkan muntah setelahnya.
"Uuh, menjijikkan sekali." ucap Kyria. "Sini biar kubersihkan mukamu.."
"Maafkan aku!! Jangan bunuh aku!!" ucap Erza memelas.
"Untuk apa aku membunuh anjing kecil lucu sepertimu?"
"T-Terima kasih"
Kyria lalu mengguyur Erza dengan seember air.
"Tapi sepertinya aku harus memberimu sedikit hukuman. Cepat balikkan badan."
Dari tatapan matanya, sepertinya Kyria merencanakan sesuatu yang tidak-tidak pada Erza. Dan tak terasa, hari telah berganti malam. Bulan terlihat di langit di atas laut tempat kapal pemangsa naga itu berlayar.
Kyria tertidur di kasur, sementara Erza yang masih terikat tertidur di sampingnya, di atas lantai.
Mata Erza lalu terbuka, ia berdiri lalu merobek tali yang mengikat lehernya. Kelihatannya, kini ia telah kembali normal. Apa sejak awal ia memang hanya berpura-pura!?
Erza menatap Kyria yang sedang tidur.
"Kau benar-benar mengerjaiku ya...!!"
Tapi Erza tak mau menyerang orang yang sedang tertidur. Tidak ada kehormatan bagi seorang kstaria yang membunuh musuhnya saat mereka tidur. Pertama-tama ia ingin menyelamatkan Natsu dan yang lain terlebih dahulu.
Erza kemudian pergi ke dek kapal tempat Natsu dan Wendy diikat.
"Natsu, Wendy..."
"Erza..." Natsu terbangun, masih dalam kondisi mabok kendaraan.
"Erza... Jadi kau sudah sadar.."
"Sepertinya kemampuan memotong kekuatannya itu adalah semacam hipnotis. Sihir yang bekerja pada mataku tidak efektif sepenuhnya. Aku akhirnya kembali sadar. Tapi aku tak akan memaafkannya!!"
Erza pun melepaskan ikatan mereka.
"Oke, aku sudah melepas batu segelnya. Waktunya untuk melawan balik!"
Tapi tentu itu saja tidak cukup. Meski bisa menggunakan sihirnya lagi, tetap saja Natsu dan Wendy mabok kendaraan. "Ahh aku lupa!!" ucap Erza.
Kemudian, sesuatu yang terduga terjadi. Hal aneh terjadi pada kapal, para pemakan naga pun terbangun dari tidur nyenyak mereka.
"Cha?"
"Apa yang terjadi!?"
Buru-buru Skullraiders keluar kamar dan melihat apa yang terjadi. Ia kemudian kaget, "Mustahil!! Kapalnya... Ada di atas tebing!?"
Diam-diam Brandish membantu mereka.
"Aku hanya membuat batuan lautnya membesar, sampai jumpa semuanya.."
Dan dengan ini kapal pun berhenti bergerak, di atas daratan kekuatan Natsu dan Wendy kembali.
"Kapalnya..."
"Berhenti..."
"Yosh!! Waktunya untuk melawan balik!!"
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments