Saturday, April 16, 2016

thumbnail

Sekilas Tentang Pertemuan Reverie dan Raja-Raja yang Menghadirinya

Pertemuan Reverie atau yang bisa disebut juga sebagai Pertemuan Dewan Dunia dimunculkan oleh Oda lebih cepat dibanding yang kita bayangkan. Ending chapter minggu sebelumnya yang memperlihatkan keberangkatan Vivi dan rombongannya ternyata bukan sekadar teaser seperti ketika Apoo menghubungi Kaidou. Cerita dari panel itu benar-benar dilanjutkan pada chapter minggu ini. Sekitar lima halaman full membahas delegasi Alabasta yang akan menghadiri Pertemuan Reverie.

Tak hanya soal Alabasta, Vivi, Cobra, dan orang-orang mereka, topik utama pada chapter minggu ini yaitu Pertemuan Reverie itu sendiri. Tentang raja-raja dari berbagai belahan dunia yang akan menghadirinya. Berbagai nama dan wajah yang lama tak terlihat akhirnya muncul kembali di chapter ini.

Pertama, perwakilan dari kerajaan yang baru saja kita bahas, yaitu Alabasta. Raja Cobra bersikeras menghadiri pertemuan itu meski kondisinya sedang tidak baik. Dia bahka harus duduk di kursi roda. Semangatnya begitu tinggi untuk menghadiri pertemuan ini setelah bertemu dengan Nico Robin. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Pemerintah Dunia, terutama mengenai Poneglyph.

Kedua, perwakilan dari Kerajaan Goa, yang secara mengejutkan dipimpin oleh saudara angkat Sabo, Stelly. Dari jutaan fans One Piece di seluruh dunia, berapa banyak yang menyangka kalau bocah bangsat yang mengganggap orang-orang non bangsawan sebagai sampah itu kini diangkat menjadi raja?

Ada banyak pertanyaan soal kemunculannya. Pertama, ia memang bangsawan, berasal dari keluarga bangsawan, tapi cuma itu saja. Keluarga bangsawan biasa, bukan keluarga Kerajaan Goa. Jadi bagaimana bisa ia diangkat sebagai Raja? Meski menyebalkan, Stelly bukan orang yang bodoh. Keluarga Sabo mau mengangkatnya karena dia dianggap sebagai anak yang cerdas dan layak. Kemungkinan terbesarnya, yang berasal dari Keluarga Kerajaan adalah istrinya, Sallie, kemudian Stelly diangkat sebagai raja setelah menikahinya. Jika istrinya cuma bangsawan biasa yang ia nikahi dan dijadikan sebagai ratu, perkenalannya pasti tak akan sebesar itu. Oda dengan jelas memperlihatkan namanya, seolah ia merupakan karakter penting: Ratu Kerajaan Goa, Sallie Nantuckanette. Bisa jadi Nantuckanette adalah nama Keluarga Kerjaan Goa.

Kemungkinan lainnya, Stelly memang berasal dari Keluarga Kerajaan, dan keluarga Sabo mengangkatnya untuk alasan tertentu. Hal ini mungkin saja, namun kemungkinannya kecil. Yang pasti Stelly tidak diangkat dari panti asuhan atau semacamnya, ia berasal dari keluarga bangsawan dan keluarganya menyerahkan hak asuhnya pada keluarga Sabo karena alasan tertentu. Keluarga aslinya tak mau mengasuhnya karena dia jelek mungkin (?)

Tidak jelas apa dia masih jelek seperti dulu atau tidak, yang terlihat hanya bagian belakang rambutnya. Tapi semoga saja iya. Dan untuk soal sifatnya, dia tetap bangsat menjengkelkan sama seperti dulu. Istrinya cukup puas dengan kamar hotel tempat mereka menginap, sementara Raja Stelly malah menganggap tak ada spesial dari kamar itu selain ia bisa melihat makam Roger langsung dari sana. Tak hanya itu, ia juga dengan santainya mengusir pelayan hotel itu, mengganggap kalau sampah sebaiknya memang pergi ke tong sampah. [1]

Dan ngomong-ngomong soal pelayan, ada yang sadar dengan desainnya? Yap, dagu lebar memanjang yang ditato hingga menyerupai hotel. Unik, menarik, keratif... Udah itu aja.

Pertanyaan lain yang juga muncul adalah...

Entahlah, hal ini sedikit membingungkan. Pertemuan Reverie diadakan di Mariejoa, yang lokasinya berada di atas Pulau Manusia Ikan, lantas kenapa mereka menginap di Hotel yang ada di Logue Town? Dengan pengawalan Pemerintah Dunia, Angkatan Laut, harusnya mereka bisa saja mengambil jalan pintas langsung, bukan malah mengambil jalan memutari dunia. Kalau mereka menginap di Logue Town, itu berarti mereka akan mengambil jalur melewati Reverse Mountain, mengarungi setengah Grand Line terlebih dahulu... Yang tentu akan memakan waktu yang sangat lama. Kalau memang benar begitu, berarti panel tentang Stelly dan ratunya itu terjadi beberapa waktu yang lalu, tidak bersamaan dengan waktu saat ini. Tapi entahlah.

Anyway... Alabasta dan Kerajaan Goa baru dua dari lebih 50 negara yang akan menghadiri Pertemuan Reverie.[2] Selain mereka, nama-nama lain yang juga sudah kita kenal di antaranya Wapol, sebagai perwakilan Kerajaan Black Drum, kerajaan baru yang dipimpinnya, kemudian Dalton (ditemani Dokter Kureha) sebagai raja perwakilan Kerajaan Sakura, yang sebelumnya merupakan Kerajaan Drum.

Chapter minggu ini juga memperlihatkan Ka no Kuni, Kerajaan yang terletak jauh di West Blue sana, Kerajaan yang dipimpin oleh Don Chinjao. Salah satu petinggi/penasihatnya, entahlah, pria bercorak Tiongkok dengan tato naga di dahinya mengklaim bahwa Don Chinjao dan Sai belum kembali, dan kemungkinan mereka akan telat untuk menghadiri Pertemuan Reverie. Tapi sebenarnya, mereka tak perlu kembali. Kalau mau harusnya mereka bisa saja langsung berangkat dari Dressrosa menuju Mariejoa. Atau ada beberapa persiapan yang harus mereka lakukan terlebih dahulu di Ka no Kuni?

Yak, akankah Pertemuan Reverie ini memaksa Sai untuk mengundur pernikahannya?

Selain mereka, tampak juga perwakilan Pulau Manusia Ikan: Raja Neptune, Putri Shirahoshi, dan ketiga kakaknya. Pertanyaan yang tak kalah banyak muncul. Bagaimana cara duyung mengikuti rapat di darat? Bagaimana cara mereka naik ke puncak Red Line? Akankah ruang pertemuan Reverie cukup besar untuk menampung Shirahoshi? Siapa yang bisa menjamin keselamatan Shorahoshi, yang kita tahu bahwa ia merupakan salah satu dari tiga sejata kuno, Poseidon?

Kemudian ada juga perwakilan dari Dressrosa: Raja Riku, Violet, Rebecca dan Putri Mansherry. Tunggu dulu, apa Putri Mansherry benar-benar akan ikut? Akankah ia menyuarakan aspirasi orang-orang Tontatta? Atau hanya menjadi bagian dari perwakilan Dressrosa?

Ada Dressrosa, ada juga Kerajaan Prodence, yang dipimpin oleh Raja Elizabello II. Dengan percaya dirinya, ia menolak kawalan Angkatan Laut, dan malah lebih memilih untuk mengajak Raja Riku pergi ke sana bersama-sama. [3]

Dan terakhir, raja-raja yang belum kita kenal. Tokoh-tokoh berparas tegas-menyeramkan yang penampilannya cetar-membahana.

Raja-Raja pada Pertemuan Reverie
Pertama, ada raja yang penampilannya paling mirip dengan raja. Dengan mahkota raja, jubah mantel bulu raja, lalu tatapan dan hidung yang mendongak ke atas. Sebagai seorang raja, tampaknya ia merupakan sosok yang sangat dihormati oleh rakyatnya. Tipikal raja yang tegas namun bukan seorang diktator. Bisa dilihat dari betapa riuhnya para warga negeri itu mengantar kepergiannya.

Kerajaan berikutnya yaitu Kerajaan Ilisia, setidaknya itulah yang tertulis pada layar kapalnya. Dengan patung kepala singa di ujungnya, serta bendera yang sekilas mirip bendera Kanada dengan sayap di masing-masing sisinya, kapal itu terlihat gagah. Berbeda dengan Alabasta yang hanya dikawal oleh satu kapal, kapal mereka dikawal oleh paling tidak dua kapal angkatan laut. Entah karene kerajaan mereka dianggap lebih penting, atau mereka berada di lokasi dengan jalur pelayaran yang lebih berbahaya.

Yang cukup banyak menyita perhatian para pembaca, ada raja yang penampilannya sekilas mirip Hitler, Adolf Hitler mantan pemimpin Nazi, mulai dari topi serta kumis yang menjadi ciri khasnya. Tentu saja kumis ini terinspirasi dari Hitler, karena agaknya mustahil kumis ini digambar oleh Oda terinspirasi dari Chapplin atau Jojon.

Kemudian ada juga raja yang dari topinya kemungkinan besarberasal dari negeri bersalju. Hidungnya besar, dan tatapannya rada sayu mirip Borsalino. Dan entah kenapa wajahnya terlihat begitu familiar, sepertinya Oda terinspirasi dari tokoh film tertentu, entah yang mana... Ada yang tahu?

Raja-Raja pada Pertemuan Reverie
Karakter berikutnya malah terlihat jauh lebih familiar, kakek berkumis tebal, hidung merah, topi hangat.. satu lagi perwakilan dari negeri bersalju. Karakter berikutnya memiliki perawakan yang lebih kekar, tatapan tajam, rambut panjang, jambang, dan sama-sama memiliki hidung merah. (Oke, komiknya hitam putih tapi dari intensitas arsirannya, trust me, its red)

Karakter selanjutnya memiliki penampilan yang lebih nyentrik. pakaian ala bangsawan, kumis melingkar, dan bagian paling ngentriknya: jenggot yang didesain menyerupai jarum jam. Tampaknya ia adalah pria yang sangat menghargai waktu, dan tak heran jika nanti ia menjadi raja pertama yang sampai di Mariejois. Bahkan ada IMO liar yang berpendapat kalau ia memiliki kemampuan buah iblis untuk mengendalikan waktu. Nah, yang ini sudah kejauhan.

Sayangnya setengah wajahnya tertutup oleh panel narasi. Supaya lebih jelas mari sama-sama kita tunggu versi animenya.

Yang terlihat tak hanya laki-laki, ada juga perempuan. Seorang ratu? Dengan penampilannya yang elegan, kacamata, somehow ia lebih mirip seorang sekretaris atau wanita karir.

Berbeda dengan karakter-karakter sebelumnya yang memiliki tatapan tegas, karakter terakhir yang terlihat cenderung terkesan pemalas: Dengan tatapan meremehkan dan seolah tak begitu tertarik, ia menghisap rokoknya.

Oke, coba fokus pada dua panel terakhir itu. Raja dan rokok itu panelnya terpisah. Sengaja dipisah karena space kertasnya kurang? Sepertinya tidak, masih ada beberapa centi space kosong di sebelahnya. Kenapa dipisah? Apa dua panel itu untuk dua orang yang berbeda? Bisa jadi, entah kenapa saat melihat panel dengan asap rokok itu, yang terlintas untuk pertama kali adalah Crocodile.

Referensi
[1] One Piece Chapter 823 Halaman 5
[2] One Piece Chapter 823 Halaman 6
[3] One Piece Chapter 823 Halaman 8

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments