Friday, February 28, 2020

thumbnail

Versi Teks One Piece Chapter 973 - Klan Kozuki

Roger dan krunya turun dari Skypiea dengan bantuan balon gurita raksasa yang mengangkut Kapal Oro Jackson.

Dari ketinggian itu, mereka bisa melihat luasnya dunia. Momen ini tak mau dilewatkan begitu saja oleh Oden. Ia mengangkat tinggi-tinggi tubuh Momonosuke supaya anaknya itu bisa melihat semuanya dengan jelas.

"Lihat betapa tingginya kita sekarang..."
"Hentikan!! Itu ketinggian woi!!" kru Roger membentak.

"Tapi meski sudah setinggi langit ini pun... yang kita lihat masih tetap sedikit. Itulah dunia!! Momonosuke!! Hiyori!! Pastikan kalian mengingat pemandangan ini di kepala kalian, sesuatu yang tak akan bisa kalian lihat di Wano."


Di kesempatan lain, Oden memangku Momonosuke dan bertanya..
"Momo! Perempuan seperti apa yang kau sukai?"
"Pertanyaanmu kecepetan!!" bentak Rayleigh.

Dan ketika Oden mengajari Momonosuke teknik berpedang..
"Momo, saat menebas manusia, lakukan seperti menebas kue ikan.."
"Ajaran macam apa itu!!"

Pada akhirnya Oden dan yang lain kembali ke Wano, kembali ke Kastil Kuri. Orang-orang bertanya-tanya mengenai perjalanannya.

"Oden-sama, bagaimana perjalanan anda? Apakah anda berhasil mencapai Zou?"
"Iya" jawab Oden. "Singkat cerita, aku bisa menceritakan ini mengenai Minks... Hubungan Suku Minks dan Klan Kozuki sangatlah erat, dan mereka itu adalah kesatria-kesatria yang kuat.. Ingatlah ini teman-teman, kalau ada apa-apa kalian pergilah ke Zou. Aku yakin mereka akan menjadi bantuan yang kuat.."

"Ah Anda bisa saja!!" ucap Nekomamushi.

"Kalau ada apa-apa itu kapan?" ajudan Oden bertanya.
"Nanti kalian akan tahu sendiri.." ucap Oden.

Hubungan Oden dan anak-anaknya begitu dekat... Suatu hari tampak Hitori memainkan alat musik biwa di depan ayahnya, dan Oden menyukai itu..

"Kau sudah semakin jago mainnya, Hiyori.. Aku suka lagu yang kau mainkan"
"Benarkah?? Lagu ini judulnya Putri Bulan.. Aku akan terus belajar supaya bisa lebih jago lagi!!"

"Lagu yang bagus, nanti mainkan juga itu di pemakaman ayah ya..."

Niatnya bercanda, tapi mendengar itu Hiyori justru menangis tak henti-henti. Bahkan sampai nanti mereka sekeluarga mandi, anak itu masih tetap menangis..

"Jangan buat adikmu menangis, Momo" Oden menyalahkan Momonosuke.
"Itu kan karena Ayah!!"

"Eh? Maaf mengenai apa yang kukatakan tadi, tadi itu hanya bercanda!! Wahaha!!"

Dan dari hari-hari tenang dan bahagia itu, pada akhirnya Oden harus mati dan sembilan ajudannya harus kabur dari kejaran prajurit Orochi dan anak buah Kaidou.

"Habisi seluruh darah Kozuki!!"
"Mereka tidak membawa senjata!!"
"Jangan biarkan satu pun lolos!!"

Namun tak disangka-sangka, Shinobu muncul dan membawakan senjata mereka kembali.
Jblasssshhh!! Kinemon dan Kiku pun menebas dua pengejar.

gambar

"Terimakasih untuk senjatanya, Shinobu!!" ucap Kinemon.
"Tak perlu berterima kasih!!" ucap Shinobu.

Perempuan ninja itu lalu bertanya, "Kin!! Apa sekarang aku sudah menjadi ajudan Oden!?"
"Kami semua orang-orang yang tak diundang!! Terserah keinginan hatimu!!" Kinemon menjawab.

Mendengar itu Shinobu merasa senang dan terharu.

Di sisi lain, Nekomamushi dan Inuarashi kabur sambil terus bertengkar.
"Kucing, Anjing, jangan malah bertengkar!!" Raizou membentak.

Tapi pertengkaran keduanya tak bisa dihentikan begitu saja.
"Semua ini gara-garamu Oden-sama mati, kucing bodoh!!"
"Diam kau!! Kau malah lebih memikirkan perasaan musuh!! Jangan-jangan mata-mata yang dimaksud Kaidou itu kau!!" bentak Nekomamushi.

"Lihat di belakang kalian!!"
"Eh!?"
"Huaaa!!!"

Inuarashi dan Nekomamushi lalu diangkap oleh sesosok raksasa bertaring.
"Anjing Kucing!! Bodoh!!"

"Apa itu!?" Kawamatsu menoleh ke belakang.
"Tak ada waktu untuk menyelamatkan mereka!! Terus berlari!!" teriak Kinemon.

Pengejar semakin banyak, akhirnya Denjirou dan Ashura Douji berhenti, lalu berbalik..
"Pengejar semakin banyak.. Bantu aku, Ashura!!"
"Iya!!"

Mereka berdua berniat untuk menghalau para pengejar, memberi Kinemon dan yang lain semakin banyak ruang untuk kabur.

"Ashura... Sial!!" Kinemon menutup mata, tampaknya ia juga ingin membantu namun fokusnya saat ini adalah terus berlari menuju Kuri untuk menyelamatkan sisa Keluarga Kozuki.

Dan memang benar, Kaidou dan anak buahnya telah sampai terlebih dahulu di Kuri. King dan anak buah Kaidou lainnya bahkan tampak sudah membakar dan mengepung kastil itu.

Toki merangkul kedua anaknya. Mereka tampak ketakutan namun Toki masih tetap memberi harapan. "Jangan takut, kita masih bisa kabur.."

Namun Kaidou masuk ke dalam kastil, menghabisi para penjaga, dan dengan cepa merampas Momonosuke dari Toki. Kaidou kini mencengkram Momonosuke dan hendak menjatuhkannya dari pinggir kastil.

"Siapa namamu..." Kaidou bertanya.

Momonosuke tak mampu menjawab, ia menangis dan takut akan jatuh.

"Ayahmu... Seorang tuan yang bodoh" ucap Kaidou.
"Dengan kematianmu, maka garis keturunan Kozuki akan berakhir"

Momonosuke teringat kata-kata ibunya dan tentu ia lebih mempercayainya. Momonosuke, meski ketakutan, namun ia berani membantah Kaidou dan berkata, "Ayahku... Kesatria yang hebat...!! Dan aku... Suau hari nanti... akan mengemban negeri ini!!"

"Mimpi yang dipasangkan oleh orangtuamu... Kau memang masih anak-anak.."

Kaidou lalu melempar Momonosuke kembali ke ruangannya, lalu pergi.
"Biarlah mereka mati terbakar.."

Pada akhirnya, Kinemon dkk berhasil sampai ke ruangan tempat Nona Toki dan kedua anak Oden berada. "Tuan Momonosuke!! Nona Hiyori!! Nona Toki!!"

"Syukurlah kalian baik-baik saja!!"

"Semuanya... kemarilah... Ada sesuau yang ingin kusampaikan pada kalian" ucap Toki.

Dan apa yang disampaikan oleh Nona Toki membuat mereka kaget...
"Ke masa depan!?"

Kawamatsu menyelamatkan Hiyori, ia menggendongnya lalu melompat keluar jendela dan kabur melewati selokan air.

Nona Toki dengan menggunakan jubah lalu menerobos pasukan Kaidou menggunakan kuda.
"Ada yang mau kabur!!"
"Tapi itu bukan samurai!!"
"Siapa dia!?"

Di Kota Bakura, Kuri...

Para penduduk tampak sedang berkumpul dan memandangi kastil yang terbakar..

"Malam telah tiba..."
"Semakin gelap..."
"Nenek, aku jadi takut, malam ini tak seperti malam-malam biasanya.."

"Habislah kita sekarang.."
"Mungkin ini hukuman dari langit, karena sudah tidak percaya dengan Klan Kozuki.."
"Sekarang akan dimulai malam yang tak akan pernah berakhir"

Toki bergegas menunggangi kuda menuju gerbang kota. Sepanjang jalan, kenangan-kenangan bersama Oden terus diingatnya..

"Toki, apa kau datang dari 800 tahun yang lalu untuk mencari itu juga?" Oden dulu sempat bertanya. "Mencari hari di mana dunia terbalik... Kalau iya langsung saja pergi ke 20 tahun mendatang, maka hari yang akan kau cari akan..."

Toki langsung menutup mulut Oden, tak mau suaminya itu melanjutkan kata-akatanya.
"Hari ini kau tak akan mendapat makan malam, Oden!!" Toki marah.

"Eh!? Kenapa begitu!? Apa karena hari ini aku tidak pulang membawa uang.."
"Bukan begitu!!"

"Lalu kenapa!? Aku tidak mengerti"
"Kau dihukum karena mengatakan hal yang buruk!!"

Pada akhirnya Toki sampai di gerbang kota, tempat di mana orang-orang berkumpul.
"Nona Toki..."

Di hadapan orang-orang itu, Toki kemudian berteriak ke arah bulan..

"Engkau Bulan yang tak mengenal Fajar"
"Semoga tujuanmu terpenuhi.."
"Dengan sembilan bayangan yang melewati 20 tahun malam.."
"Fajar yang cerah akan kau lihat"

Kemudian Nona Toki ambruk..
"Nona Toki!!"

...

Di kastil ibukota... Badan Orochi menggigil, ia ketakutan.
"Sudah kubilak panaskan airnya!!!"

Ia merendam dirinya di air panas, tapi tak peduli seberapa panas airnya, ia tetap merasa kedinginan.
"Airnya sudah dipanaskan, tuan..."

"Masih belum!! Mana alat pengukur panas yang kuminta!?"

Pelayan mencelupkan tangannya ke air itu dan memang sudah panas.
"Sudah panas, tuan, kalau lebih dipanaskan lagi bisa-bisa kulit Anda terbakar.."

"Jangan banyak omong!! Aku kedinginan!! Tubuhku tak hentinya gemetar.. Bawakan padaku tulang belulang samurai Kozuki!! Kenapa kalian tak bisa menemukannya!? Beri aku bukti kalau mereka semua sudah tewas!!"

Dan begitulah...
Hari-hari pun berlalu...

Ashura Douji berhasil meloloskan diri, meski tubuhnya mengalami banyak luka oleh tebasan dan tembakan panah... Saat ini ia berada di bukit dekat rumah kosong.

"Dua puluh tahun katanya? Nona Toki... Apakah mereka masih hidup?"

Di tempat lain, Hiyori tampak murung dan menangis. Kawamatsu berusaha untuk menghiburnya dengan tarian kappa namun Hiyori masih tetap menangis.

Lalu Denjirou... Ia juga tampaknya berhasil kabur, dan oleh kemarahan yang tiap hari makin menumpuk, amarah yang terus ia rasakan melewati musim... Penampilannya berubah, rambut gelapnya berubah menjadi muda dan wajahnya menjadi semakin mengerikan..

Pada akhirnya ia pergi ke ibukota dengan penampilannya sekarang dan tak ada satu pun yang mengenalinya..

Beberapa berandal kota mencoba untuk menghajarnya,
"Whoa!! Lihat gelandangan menjijikan ini!!"
"Apa benar kau ini warga ibukota, hah!?"

Tapi Denjirou dengan mudah menghajar mereka. Pada akhirnya berandal-berandal itu malah ingin menjadi pengikutnya. "Hei!! Izinkan kami menjadi pengikut Anda!!"

"Siapa nama Anda, tuan!?"

Denjirou pun menjawab...
"Kalian bisa memanggilku... Kyoshiro si Gila"

Dan begitulah, pada akhirnya Denjirou mengubah identitasnya menjadi Kyoshiro. Dari sana ia mulai mengumpulkan pengikut, reputasinya semakin meningkat, sampai Orochi mengundangnya ke istana..

"Keluarga Kyoshiro, eh? Aku sudah mendengar reputasimu!! Apa kau bisa memberiku perlindungan?"

"Dengan senang hati, Shogun Orochi!! Uang, wanita, pasukan, aku bisa menyediakan semua yang Anda butuhkan.."

Kyoshiro bersujud, dan Orochi sama sekali tak tahu kalau pria itu adalah salah satu samurai yang ingin ia bunuh..

Orang-orang sangat mengagumi kharisma Kyoshiro.
"Dia begitu hebat!! Siapa lelaki itu!?"
"Luar biasa!! Kharismanya begitu terasa!!"

"Sekarang setelah Boss Hyogoro pergi... Ini adalah kelahiran pemimpin yakuza yang baru!! Keluarga Kyoshiro menguasai Ibukota Bunga!!"

Orang-orang ramai membicarakannya.

"Tapi ada kelemahannya juga.."
"Ia selalu terlihat mengantuk.."
"Mereka sampai memanggilnya Kyoshiro si Tukang Tidur"

"Pasti tiap malam dia berpesta terus!!"

Orang-orang tidak tahu kalau sebenarnya Kyoshiro tiap malam menggunakan identitasnya yang lain, menyamar sebagai pencuri bernama Ushimitsu Kozo untuk mengambil uang dari orang-orang kaya Ibukota..

Di sisi Kawamatsu, ia malah kehilangan Hiyori. Si kappa sampai menangis-nangis, "Nona Hiyori!! Tuan Putri!! Kemana Anda pergi!? Kenapa!?"

Hiyori ternyata pergi dan dipungut oleh dua perempuan...

Kebetulan perempuan-perempuan itu adalah anak buah Kyoshiro, dan mereka pun membawanya pada pria itu.

"Boss, ada perempuan kecil yang menghampiri kami.."
"Sepertinya ia anak sebatang kara yang tersesat di ibukota, kasihan sekali..."

Kyoshiro langsung kaget saat melihat anak itu. Setelah dibawa masuk ke ruangannya, saat mereka hanya berdua dan tak ada yang melihat, Kyoshiro langsung bersujud di hadapannya. Ia pun memberitahu identitasnya yang sesungguhnya.

"Denjirou!? Benarkah!?" Hiyori kecil kaget.
"Benar sekali, Hiyori-sama.."

Denjirou di wajah Kyoshiro terlihat meneteskan air mata.
"Jadi begitu ya... Kawamatsu si Anak Sungai..."

Denjirou, atau yang kini telah menggunakan identitas Kyoshirou lalu menjelaskan. "Dengan wajah ini, wajah yang telah dirasuki iblis bernama kemarahan... Aku yakin bahkan Kinemon dan yang lain pun tidak akan mengenalinya. Yang mana melegakan..."

"Sampai pertempuran yang akan terjadi nanti dimulai, saya mohon Anda tidak tidak membocorkan identitasku pada siapapun, bahkan ke sekutu kita sekalipun. Dan mulai hari ini hingga seterusnya, aku akan melindungimu sebagai pengganti Kawamatsu. Mulai sekarang pakailah nama Komurasaki."

Bersambung ke One Piece Chapter 974

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments