Friday, September 30, 2016

thumbnail

Versi Teks One Piece Chapter 841

"Kemana ya kira-kira orang itu pergi membawa hidangan lezat tiap hari.."
"Entahlah.."

Koki-koki di dapur istana Germa bertanya-tanya karena tiap hari seorang penjaga yang mengetahui kebenaran soal Sanji membawa hidangan-hidangan lezat untuk Sanji. Selama 6 bulan hal itu berlangsung, dan hanya sedikit orang yang tahu soal kebenaran di balik dikurungnya Sanji.

One Piece Chapter 841
"Belakangan ini kita tidak kedatangan tamu penting, kan?"

"Jangan terlalu memikirkannya, pekerjaan kita cuma memasak, itu saja.." ucap kepala koki.
"Siap, Pak!!"

Namun koki lain masih saja sibuk menggosipkannya.
"Mungkin mereka menyembunyikan semacam kulkas VIP di kastil ini.."
"Aku bertaruh raja punya selingkuhan!!"
"Oh ya!! Aku sempat dengan gosip soal penjaga yang mendengar suara rintihan dari bawah tanah!!"

"Sudah cukup kalian semua!!" bentak kepala koki.

One Piece Chapter 841
Mereka semua tak tahu kalau Sanji dikurung di lantai bawah. Dan tiap kali makan, topeng besi Sanji akan dibuka. Yah, meski dikurung ayahnya tetap memberinya makanan enak.

Sementara di luar, saudara-saudarinya terus berlatih, menunjukkan kemampuan mereka yang makin hari makin meningkat. Pelatih mereka sampai terkagum-kagum. "Benar-benar luar biasa, dibilang manusia super saja bahkan masih belum cukup..."

"Wahaha!! Kalian membuat Ayah bangga, anak-anakku!!" Judge tertawa puas dengan kemajuan anak-anaknya.

"Ayah!!" keempat anak berbakat super memeluk ayahnya.
"Aku mencintai kalian semua lebih dari apa pun!!!"

Judge memeluk keempat anaknya, benar-benar tampak seperti keluarga bahagia, sementara satu anaknya diasingkan dan makan seorang diri.

One Piece Chapter 841
Sanji makan sendiri di kurungannya. Sambil makan, ia teringat akan masa lalu. "Owieee!!" Sanji menjerit kesakitan karena jarinya tergores pisau.

"Ya ampun, Tuan Sanji!! Anda tidak seharusnya berada di sini!!" ucap koki.

One Piece Chapter 841
Tapi Sanji tidak menyerah, dan pada akhirnya ia berhasil menciptakan suatu masakan meski jarinya luka-luka dan hasilnya kacau balau. "Aku berhasil!!"

Dalam kondisi hujan, dengan memakai payung dan jas hujan Sanji membawa makanan itu ke suatu tempat. "Tuan, apa Anda yakin ingin pergi ke sana seorang diri?" tanya salah seorang tentara Germa. "Ruang medis jaraknya cukup jauh.. Apalagi dalam cuaca seperti ini..."

"Aku akan pergi! Jangan ikuti aku!" Sanji terus pergi, menuju ruang medis tempat seseorang dirawat.

One Piece Chapter 841
"Jangan bilang-bilang pada ayahku juga ya!!"

Perjalanan Sanji begitu jauh, melewati jalan panjang, bertemu anjing galak, dan harus berjuang sesusah payah supaya makanannya tidak dimakan. "K-Kau tak boleh mengambil makanan ini!!"

Akhirnya, Sanji pun sampai dalam kondisi lusuh.

One Piece Chapter 841
"T-Tuan Sanji!?" salah seorang perawat di rumah sakit tempat tujuan Sanji kaget. "Kau datang sendirian ke sini!?"

Sanji masuk, menunjukkan masakan hasil buatannya..
"Oh, baik sekali... Tapi ratu harus pilih-pilih soal makanan, tapi kalau makanannya cukup enak mungkin bisa... Gyaaaahhhh!!!!"

Perawat itu muntah parah saat mencicipi masakan Sanji, saking tidak enaknya.

One Piece Chapter 841
Tapi pada akhirnya, Sanji tetap membawakannya pada sang ratunya, ibunya, yang terbaring di tempat tidur.

"Oh, datang jauh-jauh ke sini hanya untuk menemuiku, Sanji... Ayahmu pasti akan menceramahimu kalau dia tahu.."

"Umm..."

"Dan apa kau yang membuatkan masakan untukku?"
"I-Iya..." ucap sanji malu-malu.

One Piece Chapter 841
"Epony!!" ratu memanggil perawat tadi.
"Y-Ya, Nyonya!!"

"Kau tak perlu susah-susah lagi menyiapkan hidangan ini untukku, aku akan memakan masakan apa pun yang dibawa Sanji.." Perawat sudah menyiapkan hidangan yang enak untuk ratu, tapi ratu lebih memilih masakan Sanji.

"A-Ah, Nyonya... Kelihatannya masakan Tuan Sanji jadi rusak setelah melewati perjalanan yang jauh, jadi kami tak punya pilihan lain selain membuangnya..."

One Piece Chapter 841
Pada akhirnya, ratu memilih masakan yang sudah seperti sampah itu. "Wah wah, telur dadar, ikan, dan pisang, kelihatannya enak..."

Ibu Sanji tetap tersenyum meski jelas sekali makanannya kacau.

"M-Mafkan aku, Ibu!! Aku mengacaukannya. Dan saat ke sini sempat ada kecelakaan kecil dan aku menjatuhkanya dan kehujanan dan..."

"Hmm..." ibu Sanji mencobanya dan, "Mmmm!! Rasaya enak sekali!!" ibu Sanji tersenyum. Pelayan syok. Sanji terlihat bahagia.

"Benarkah!?"

One Piece Chapter 841
"Maukah kau memasakan makanan untuk Ibu lagi?"

Dan begitulah, namun pada akhirnya ibunya meninggal. Sejak saat itu, Sanji terus berlatih memasak. Saat ia dikurung pun, ia meminta buku masakan dan peralatan masak pada penjaga.

"Buku memasak dan peralatan masak?"

One Piece Chapter 841
Dan permintaan Sanji dituruti. Dari buku-buku itu juga, Sanji mempelajari tentang All Blue. "All Blue!?" Sanji terlihat begitu antusias.

Suatu hari, saat ia dikurung, keempat saudaranya datang mengunjungi.
"Oh! Lihat!! Benar-benar dia!!"
"Ternyata kau benar!!"

Ketiga saudara lelakinya masuk dan menghajar Sanji habis-habisan, sementara Reiju diam di luar dengan wajah kesal.

One Piece Chapter 841
Setelah mereka bertiga pergi, Reiju merawat luka-luka Sanji. "Tapi harus kau ketahui, aku tidak berada di pihak siapapun, mengerti? Aku hanya tak mau menjadi target mereka selanjutnya.."

"Mereka bertiga mungkin akan jadi senjata terkuat seperti yang ayah impikan, tapi mereka tak mampu merasakan emosi seperti empati atau simpati.." ucap Reiju. "Modifikasinya juga sukses pada diriku, tapi aku tidak seperti mereka.."

One Piece Chapter 841
Setelahnya Reiju pergi, tapi sebelum itu ia memberitahu, "Oh iya, kita akan menaiki Red Line, sepertinya kita akan pergi ke suatu peperangan di East Blue.."

Dan begitulah, kapal-kapal keong Germa ternyata mampu merayap di tebing Red Line, selayaknya bekicot. "Kita akan memulai perjalanan menuju East Blue!! Diperkirakan waktu sampainya sekitar tiga minggu dari sekarang!!" ucap Germa.

One Piece Chapter 841
Dan seperti itulah hari-hari Sanji berlalu setelahnya. Ia dibully tiga saudaranya, lalu Reiju merawatnya. Suatu hari saat Reiju memerban tangan Sanji dari luar kurungan, Sanji berkata, "Reiju... Aku mau menjadi seorang koki!!"

"Kau... Berhenti mengatakan hal-hal seperti itu!!" bentak Sanji.

Kemudian di East Blue, perang telah dimulai, tentara Germa menjadi pasukan bantuan pihak yang menyewa mereka...

"Itu Germa 66!! Ternyata mereka benar-benar ada!!" jerit musuh.

One Piece Chapter 841
Salah seorang prajurit Germa melapor pada tuannya, "Tuan Judge!! Kotzian telah menyadari keberadaan kita!!"

"Jangan berhenti!! Terus lanjutkan serangan!!" perintah Judge.

Di penjaranya, Sanji masih bicara dengan Reiju. Sanji berbicara sambil menangis. Air mata mengalir dari sela-sela topeng besinya. "Klau aku kabur di sini sekarang... East Blue... Aku tak akan pernah melihat wajah ayah lagi... Iya, kan!?"

Mendengar perkataan Sanji, Reiju ikut tersentuh lalu, "Mundurlah..."

Reiju membuka jeruji kurungan itu supaya Sanji bisa keluar.
"Kau tak akan punya kesempatan kedua, jadi sebaiknya jangan mengacaukannya!!" ucap Reiju.

One Piece Chapter 841
Sementara di luar peperangan berlangsung, Sanji mencoba untuk kabur. Tentara Germa terus berperang melawan pasukan Kotzia.

Saat Sanji hendak mengambil salah satu kunci gerbang untuk keluar, Judge memergokinya. "Ah, aku kira apa, ternyata kau, Sanji... Kapan aku memberimu izin untuk keluar dari kurunganmu?"

One Piece Chapter 841
"Aku akan pergi dari tempat ini!! Tak ada seorangpun yang akan menghentikanku!! Termasuk kau!!" Sanji membentak ayahnya sambil mengacungkan pisau.

"Tinggal di lantai bawah seperti sedikit mengubah sifatmu. Saat ini kau cuma orang biasa. Tak mungkin orang sepertimu bisa bertahan di dunia yang kejam ini. Kau pasti mati.."

"Aku tak peduli!! Coba saja hentikan aku!!"

One Piece Chapter 841
"Aku justru malah senang.." ucap judge.
Sanji menangis.

"Tak peduli seberapa inginnya aku, sifat manusiaku tetap tak mengizinkanku, setidak berguna apa pun kau, aku tak bisa menghabisimu dengan tanganku sendiri. Tapi sekarang ini kesempatan karena kau sendiri yang mau pergi dari sini.."

One Piece Chapter 841
"Kenapa aku harus menghentikanmu? Sana ambil saja kunci untuk melepas topeng besi itu. Tapi sebagai ayah, ada satu permintaan terakhirku padamu, Sanji. Ini soal hubungan keluarga kita. Tak peduli apa pun yang terjadi, jangan pernah menganggap dirimu sebagai anakku. Kau hanyalah aib dalam hidupku.. Jelas?"

Sanji menangis tersedu-sedu, begitu juga Reiju yang diam-diam menguping dari balik dinding.

One Piece Chapter 841
Di luar, perang masih berlanjut...

Prajurit Germa melihat suatu kapal layar, "Apa yang harus kita lakukan pada kapal ini!?"
"Mereka tak ada hubungannya dengan misi kita, jadi biarkan saja!!"

Reiju pun meminta Sanji untuk pergi ke sana. "Sanji, pergilah ke kapal itu!! Sudah cukup menangisnya, lakukan sekarang juga!! Pergi!! Dan jangan kembali pada kami lagi, paham!?"

"I-Iya...!!"

"Dunia begitu luas!! Suatu hari nanti, kau pasti akan bertemu orang-orang yang akan memperlakukanmu dengan baik!!"

One Piece Chapter 841
"Pergilah!! Jangan melihat ke belakang!!"

Sanji pun berlari ke kapal layar itu sambil menangis, "Huaaaaaaa!!!!!!"

Flashback itu berakhir, dan saat ini semua itu seolah terulang kembali. Sanji dewasa terbaring dalam kondisi babak belur, setelah dihajar oleh ketiga saudaranya.

Saat beberapa tim medis menghampirinya, Reiju datang dan mengusir mereka.
"Pergi sana kalian semua!!"

"N-Nona Reiju... Kami harus merawat luka Tuan..."

"Kalian tak paham!? Kubilang pergi kalian semua!!!!"
Tim medis pun berlari secepat mungkin.

One Piece Chapter 841
Reiju berjalan menghampiri Sanji yang babak belur. "Uuh... Apa begini penampilan orang yang akan menemui tunangannya? Dia cuma pemilik restoran tempatmu dulu bekerja, kenapa begitu mempedulikannya? Kau tahu kan apa yang akan terjadi kalau kembali ke sini. Aku tahu kenangan burukmu di sini, Sanji..."

One Piece Chapter 841
Seducing Forest, 11 jam semenjak pertarungan antara Luffy melawan Cracker dimulai...

"Haah... Haaah..." Luffy telah kembali ke mode biasa, dan ia tampak begitu gemuk, gemuk super gemuk setelah memakan biskuit-biskuit Cracker. Luffy memakan prajurit biskuit Cracker.

"Kenyaang sekali!! Sialll!!"

"Siapa suruh memakannya!!!" jerit Cracker.

One Piece Chapter 841
"Berani-beraninya kau memakan tentara biskuitku!! Bertarung, lari, makan, lalu begitu lagi, aku jadi muak dengan strategimu itu!!"

"Master Cracker..."

Nami berada di atas monster pohon, "Kupikir dia mengada-ngada saat bilang kalau biskuitnya tak terbatas, tapi..."

"Tak peduli, staminanya pasti terbatas.." ucap luffy.
"Hah!! Coba lihat dirimu sendiri!! Aku jadi tak sabar melihat tubuhmu meledak dan mati!! Mungkin nanti teman kecilmu akan sadar kalau ini tak berguna!!"

One Piece Chapter 841
"Yasudah coba saja!! Aku bisa memakan apa pun yang kau keluarkan!! Butuh lebih banyak dari ini untuk menghentikanku bertemu dengan Sanji!!!"

sumber: Versi Teks dan Cerita Karangan - VersiTeks.com

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments