Thursday, December 13, 2018

thumbnail

Versi Teks Fairy Tail 100 Years Quest Chapter 14 - Hujan dan Bayangan

Sebuah bukit mendadak tumbuh dari bawah permukaan laut, mengangkatnya kapal laut Diabolos dan membuatnya tak mampu berlayar lagi. Orang-orang di dalam kapal tentu kaget saat merasakan guncangan yang terjadi.

Kyria terbangun dari tempat tidurnya.

"Apa yang terjadi!?"

Dan perempuan semakin kaget ketika melihat ikatan Erza sudah dilepas. Erza tak lagi berada di sebelah tempat tidurnya.

"Erza hilang!? Apa dia kabur!?"

Tapi tidak, tak lama Erza muncul dari luar pintu dan sudah bersiap dengan sebilah pedang. "Aku tak kabur dan tak akan bersembunyi," ucapnya. "Akan kubalas semua yang telah kau perbuat padaku, itulah cara kerja Fairy Tail."

"Sihir yang mempengaruhinya sudah lenyap!?"

"Aku mampu mengurangi setengah efek sihir yang kuterima lewat mataku." ucap Erza.

"Heh, kau bodoh sekali. Harusnya kau memanfaatkan kesempatan dan membunuhku saat aku masih tidur."

"Saat tidur?" Erza terlihat begitu kesal, bersemangat, dan kemudian berkata, "Kalau seperti itu nanti hukumannya jadi tidak terlalu menarik, kan?"


Dan sama seperti Erza, Natsu dan Wendy pun telah bebas dari ikatan mereka. Dan di kapal yang sudah berhenti bergerak ini, mereka bisa bebas menggunakan kekuatan mereka.

Natsu dan Wendy keluar dari dek tempat mereka disekap, dan di atas kapal sudah tampak menunggu satu lagi anggota Diabolos, Skullraider.

"Apa ini perbuat kalian?" Skullion Raider bertanya, mengira kalau kemunculan bukit itu merupakan akibat dari sihir mereka.

"Bukan, aku juga tidak tahu kenapa kapalnya bisa berhenti." ucap Natsu.
"Tapi sekarang kami jadi bisa bergerak bebas.." ucap Wendy.

"Lalu batu segelnya?"

"Erza sudah melepaskannya."
"Kalian tak seharusnya meremehkan dia.."

"Ya ampun... Harusnya aku tak membiarkan tahanan seperti kalian hidup terlalu lama." ucap Skullion Raider. Ia pun menggunakan sihir abunya dan bersiap untuk bertarung. "Dari awal harusnya kalian kuubah menjadi mayat.."

Natsu menyerang...
"Fire Dragon's Roar!!!"

Natsu menyemburkan sihir api dari mulutnya, namun Skullion Raider tidak takut.
"Sihir abuku bahkan mampu mengubah api menjadi abu!!"

Dan memang benar, ketika serangan api dan abu saling beradu, api Natsu seolah dibuat lenyap.

"Apiku menghilang!?"
"Fufufu..."

"Natsu!! Sihirku mungkin lebih cocok untuk melawannya!!" Wendy pun bersiap dengan sihir naga langitnya. Dan sepertinya, sihir angin memang lebih cocok untuk melawan sihir abu.

"Sky Dragon's Wave Riser!!"

Wendy mengeluarkan sihir tornado berkekuatan tinggi. Dan efektif.

"Eh!? Abuku dihempaskan...!?"

"Sekarang, Natsu!!"

Ketika Skullion Raider lengah, tinju api Natsu menghantam pipinya. Skullion terlempar jatuh ke kapal, namun ia masih mampu mendarat dengan baik dan berdiri.

Madmorl muncul dari dalam kapal dan bertanya, "Apa yang terjadi!?"

"Aku bersumpah atas nama Pemakan Nagaku, aku akan memakan dua orang bodoh ini sekarang juga.." ucap Skullion Raider.

Jauh di Magnolia, lebih tepatnya di Guild Fairy Tail...

"U-Umm... Terima kasih" ucap Touka ke Laxus.
"Yah-yah, tidak apa-apa"

Orang-orang Fairy Tail jadi salah paham pada Laxus.
"Apa yang sudah kau perbuat, hah!?"
"Dia sampai gemetaran begitu!!"

"Dia berterima kasih padaku, oi.."

"Apa kau baik-baik saja?"
"Tidak..."
"Biar kami marahi Laxus"

"Oi oi..."

Jellal memperhatikan Touka dari jauh, dan sekilas ia melihat senyum yang mencurigakan di mukanya. Jellal waspada.


"Hujannya deras sekali.." ucap Touka.
"Ini biar kuberi handuk" Mira memberinya handuk.

Lily bertanya pada Gajeel, "Apa kau masih mencurigainya?"
"Dia... Barus saja memasang senyum aneh" ucap Gajeel.

"Ah kau juga sering memasang senyum aneh" ucap Levy.

Sambil mengusap dirinya yang basah dengan handuk, Touka menyindir Juvia. "Kudengar di sini ada perempuan mengerikan yang bisa mengendalikan hujan..."

"Oh, maksudmu Juvia?"
"Dulu dia memang mengerikan sih.."
"Dulu waktu kami belum bergabung"

Sama seperti dua lelaki yang mereka sukai, Touka dan Juvia sering berantem.

"Sudah cukup Touka" ucap Laxus. Ia pun sebenarnya sadar kalau di balik sikap akrab Touka ke para anggota Fairy Tail, perempuan itu menyembunyikan sesuatu.

"Sebagai anggota guild, aku akan melindungimu. Namun sebagai anggota guild juga, kupikir ada sesuatu yang harus kau jelaskan pada kami. Semua orang punya rahasia, aku paham itu. Dan aku juga tak akan memaksamu untuk mengatakannya kalau kau memang tidak mau."

Laxus lalu mengatakan sesuatu yang langsung membuat mood tempat itu berubah, orang-orang jadi mendadak serius dan bertanya-tanya. Laxus berkata pada Touka, "Tapi kalau rahasiamu itu membahayakan guild ini, maka kau tak bisa menjadi bagian dari keluarga ini lagi..."

Touka terdiam sejenak, dan pada akhirnya hanya berkata, "Sepertinya... Aku harus pulang cepat hari ini"

Pertarungan antara Erza dan Kyria dimulai kembali. Keduanya saling beradu serangan. Kyria dengan sihir pemotongnya dan Erza dengan wujud pedang mode serangan penuh.

"Aku suka dirimu saat kau berlutut di kakiku, tapi aku juga suka dirimu yang sekarang ini!! Mana? Bukankah tadi kau bilang kau ingin menghukumku!?"

Sementara Kyria banyak bicara Erza terus fokus untuk melawan.
"Dia kuat..."

"Apa lagi yang harus kupotong nanti!? Rasa malumu!? Sepertinya menarik..."
"Aku sudah memahami sihir hipnotismu, kelemahannya adalah saat targetnya mengerti. Kalau aku tahu akan terjadi sihirmu tak akan mempan!!"

"Bagaimana kalau kupotong perasaanmu terhadap seseorang yang kau cintai??"
"Jangan yang itu!!" wajah Erza malah memerah.


"Pfft, wajahmu imut sekali saat malu-malu begitu"
"Kau...!!"

"Sudah sudah, aku tak boleh meremehkannya lagi" ucap Erza dalam hati sambil mempersiapkan kuda-kuda serangan. "Konsentrasi... Apalagi, orang yang aku cintai... Tidak tidak, bukan begitu... Jellal..."

Jellal masih duduk di sebelah jendela kamar hotelnya. Dan secara mengejutkan, orang yang ingin ia awasi malah mendatanginya langsung. Ketika tadi Touka berkata kalau ia ingin pulang lebih cepat, ia justru malah mendatangi Jellal.

"Aku tak menyangka kalau kau akan datang langsung padaku, Touka si Penyihir Putih.."

"Jadi kau memang tahu siapa aku, ya?"

Di kamar hotel itu, Touka akhirnya tidak menutup-nutupinya lagi.
"Aku sudah lama mengawasimu" ucap Jellal.

"Kalau begitu ini akan jadi lebih gampang.." Touka akhirnya memperlihatkan senyuman jahat dan berkata, "Jangan menghalangi jalanku"


Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments