Saturday, December 22, 2018

thumbnail

Versi Teks Boruto Chapter 30 - Tatap Muka

Kawaki benar-benar niat untuk menyatukan kembali keping-keping vas bunga yang ia pecahkan menggunakan lem yang Boruto berikan. Himawari duduk di seberang meja, mengamati Kawaki dengan tatapan penasaran.

Lama-lama Kawaki jadi merasa terganggu, "Apa lihat-lihat?" ia bertanya.

"Umm... Kamu serius ingin menyatukan kembali vasnya?"

Kawaki lalu menaruh kembali kepingan yang tadi dipegangnya, seolah lama-lama kesal dan tak mau melanjutkannya lagi. "Setelah kupikir-pikir, sepertinya ini mustahil, dan tidak beralasan. Buang-buang waktu saja."

"Kamu sudah membelikanku vas baru, kupikir itu saja sudah cukup. Terima kasih ya."

Diam-diam Boruto mengintip dari luar.


Sosok lain juga mengintip dari luar, dari luar rumah melihat melalui jendela. Seekor katak, katak mata-mata Kashin Koji.

"Aku bertanya-tanya seketat apa Kawaki dijaga di tempat ini, dan ternyata dia berada di rumah Hokage. Aku tak akan bisa masuk dan ikut cammpur semudah itu. Dan aku memang tidak berencana untuk ikut campur"

Kashin Koji berada di sisi lain Konoha dan hanya mengamati lewat mata katak.
"Aku mengandalkan kalian... Kawaki dan Boruto"


Delta, anggota Kara perempuan yang masih menunggu di luar Konoha jadi semakin kesal. Pohon di sebelahnya ia remas sampai berbekas.

"Aarghh!! Aku sudah tidak tahan lagi!! Saking kesalnya aku jadi ingin mencabik-cabik seseorang, siapa saja!! Si sialan Kashin Koji itu, dia memang tak berencana untuk kembali, kan?"

Akhirnya Delta mengeluarkan sesuatu dari punggungnya. Ternyata tubuhnya telah dimodifikasi, dari punggungnya itu ia bisa mengeluarkan semacam robot drone mata-mata.


"Karena benda ini tak menggunakan chakra, harusnya klan Yamanaka tak bisa mendeteksinya. Pergilah... Laporkan keberadaan Kawaki padaku."

Dan benda itu pun terbang melewati tembok Konoha.

Boruto yang tadi diam saja di luar akhirnya masuk ke ruangan.
"Yo.." ia menyapa.

"Kakak?"

"Payah," ucap Boruto. "Langsung menyerah saat tahu kalau melakukannya sulit."

"Ini tidak masuk akal," ucap Kawaki. "Hanya orang bodoh yang mau melakukan sesuatu seperti ini."

Sejenak Boruto terdiam, lalu memperlihatkan tanda karma di telapak tangannya. "Kau ingin mencaritahu lebih banyak tenang ini, kan? Baiklah, aku akan membantumu." ucapnya.


"Hmm? Apa ada yang berubah?" Kawaki bertanya.

"Tidak ada, aku hanya berpikir kalau kau ada benarnya. Aku juga ingin bisa menggunakan ini dengan lebih baik, itu saja."

"Hah, akhirnya kau menggunakan otakmu juga. Tidak buruk untuk orang bodoh sepertimu."
"Hei, jaga bicaramu!!"

"Baiklah, aku akan memberitahumu semua yang kutahu." ucap Kawaki.

Akhirnya mereka pun pergi ke lapangan di tengah hutan tempat sebelumnya Naruto dan Boruto berlatih. Kali ini Boruto akan berhadapan dengan Kawaki. Selain mereka, Himawari dan Naruto juga ikut. Menonton dari pinggir lapangan.


"Kita akan melakukannya dalam pertarungan sungguhan. Akan jadi lebih cepat untukmu karena kurasa lebih mudah untuk mengaktifkannya saatdalam kondisi terdesak. Tapi tak perlu khawatir, aku tidak akan terlalu  serius.."

"Tak perlu menahan diri, tunjukkan semua kemampuanmu!" ucap Boruto.

Dan tak lama keduanya pun mengaktifkan karma masing-masing. Dari telapak tangan tato itu menyebar sampai ke muka.

"Semangat Kak Boruto!! Kamu juga Kawaki!!"

Naruto memperhatikan dengan serius.

Keduanyapun saling mendekat dan mulai menyerang. Mulai dari serangan-serangan biasa, pukulan, tendangan. Keduanya saling menahan, saling menghindar.


Kawaki lalu menyerang dengan tangannya yang mampu berubah. Boruto menghindar dan balas menyerang dengan tembakan beberapa shuriken.

Kawaki menggunakan tangannya yang telah dimodifikasi tak hanya untuk menyerang tapi bisa juga dibuat lebih melebar untuk menangkis serangan.

"Itu apa? Apa yang terjadi?" Himawari bertanya-tanya.
"Tubuhnya sendiri adalah teknologi senjata ninja" jelas Naruto.


"Kecepatan dan kelincahanmu boleh juga, mari kita tingkatkan kesulitannya."

Kawaki lalu bersiap untuk menembakkan semacam meriam chakra dari telapak tangannya yang dimodifikasi. "Coba serap ini, ok? Jangan malah menghindarinya."

"Eh apa kau serius!? Memangnya aku bisa..."

"Lakukan saja! Kau sudah pernah melakukannya juga, kan?"

Bamm!!! Kawaki langsung menembak, tapi tembakan pertama Boruto masih refleks untuk melompat menghindarinya. "Oi oi!! Katanya kau tidak mau serius serius!!"


"Iya, ini masih tidak serius kok. Rasanya hanya bikin sakit sedikit."

Kawaki kembali menembak saat Boruto masih melayang di udara. Boruto pun tak punya pilihan lain selain mencoba untuk menyerap tembakan itu. "Sial!!"

Boruto  menggunakan telapak tangan dengan tanda karma untuk menyerap serangan itu, bisa melakukannya, tapi tetap saja rasanya sakit. "Oi!! Kau pikir aku bisa menerima hal seperti itu begitu saja!? Paling tidak beri tahu aku caranya dulu!!

"Tidak terlalu susah juga, kan? Dan kau lebih kebal dari dugaanku"

Dari atas ranting pohon, katak Kashin Koji masih mengawasi.

Boruto masih marah-marah, Naruto kemudian mendekati mereka dan mengingatkan Boruto kalau setiap selesai latih tanding mereka harus melakukan jabat tangan tanda perdamaian seperti yang biasa shinobi lakukan.

Boruto menghela napas sebentar dan akhirnya mau.

Boruto dan Kawaki melakukan jabat tangan itu. Boruto dengan tangan kanan, Kawaki dengan tangan kiri. Dua telapak tangan dengan tanda karma bertemu. Dan saat itu, sesuatu yang mengejutkan terjadi.

Terasa sosok yang tak asing membuka mata,
Momoshiki


"Arggghhh...!!!"

Tangan kanan Boruto seolah gemetar, dan Kawaki pun merasakan hal yang sama.  Naruto kaget, begitu juga dengan Kashin Koji yang masih mengawasi.

"Apa yang terjadi!?"

Boruto kaget, tak hanya karena tanda karmanya terasa aneh, luka-luka gores di telapak tangannya mendadak pulih, tapi juga karena sekilas tadi ia seperti melihat sosok Otsuki Momoshiki. Boruto bertanya-tanya, tapi Kawaki hanya seperti merasa sakit dan tak tahu apa-apa soal Momoshiki.

"Kawaki, apa barusan kau melihat sesuatu?"
"Hah? Melihat apa?"

Naruto buru-buru menghampiri Boruto.
"Apa kalian baik-baik saja?"

"Yah, hanya sakit biasa saja, aku baik-baik saja"


Kashin Koji yang sejak tadi terlihat biasa-biasa saja kini mendadak memasang ekspresi serius. "Barusan tadi... Luka-luka Boruto pulih. Sepertinya dia tak melakukannya secara sengaja. Aku tak bisa melihat apa Kawaki mengalami hal yang sama. Aku tak tahu apa itu termasuk efek dari kamra juga, atau sesuatu yang khusus dari Boruto? Kalau Jigen memiliki kekuatan yangsama, ini akan jadi masalah."

Di sisi lain, robot mata-mata Delta akhirnya berhasil mendeteksi keberadaan Kawaki.
"Ketemu kau!"

Delta kemudian tak peduli lagi. Tak peduli apa Kashin Koji sudah menemukan Kawaki atau belum, tak peduli ia akan terdeteksi, Delta memutuskan sudah langsung saja menuju ke Kawaki.

Yang dimodifikasi tidak hanya punggungnya. Kaki Delta juga bisa berubah, terbuka dan melesatkan jet pendorong yang membuatnya melesat begitu kencang ke arah hutan tempat Kawaki berada.


Ino langsung sadar seketika saat Delta melewati tembok.
"Ini...!!"

Ia kemudian menggunakan kemampuan telepatinya untuk menghubungi petugas di ruang monitor. "Operator, apa kalian melacak yang tadi!?"

"Iya!! Mengecek informasi chakra..."
"Tidak ada yang cocok, chakranya baru!!"

"Aku mengerti" ucap Ino.


Ia kemudian langsung menghubungi Naruto.
"Naruto, apa kau ada waktu?"

"Yah.. Berapa banyak?" Naruto seolah langsung paham dan bertanya.
"Hanya satu, dan ia melesat tepat ke arahmu."

"Baik, beritahu polisi desa untuk tetap bersiaga, aku akan mengurus ini seorang diri."
"Baik"

Kashin Koji pun mampu merasakan kedatangan Delta.
"Delta... Si bodoh itu memang susah diatur."


Naruto memberitahu anak-anak.
"Kalian bertiga dengarkan baik-baik. Musuh sedang menuju kemari."
"Eh?"

"Boruto, bawa Hima dan pergilah dari sini.."
"Musuh apa?" Himawari bertanya-tanya.

"Kurasa musuh mengincar Kawaki, aku akan bertarung melawannya di sini. Jadi cepatlah, Boruto!!

Namun sebelum Boruto dan Himawari sempat pergi, Delta telah sampai dulan. Ia mendarat dan kakinya yang sempat terbuka kembali menutup.

"Kau... Delta!?" Kawaki mengenalinya.

"Dari ekspresimu, seperti kau masih ingat betapa mulianya hukuman yang bisa kulakukan, Kawaki.."

Delta seorang diri, di hadapan tiga anak yang dilindungi seorang Hokage.


Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments