Thursday, December 20, 2018

thumbnail

Versi Teks One Punch-Man Chapter 100 - Cahaya

Dalam situasi yang sangat genting itu, hal-hal buruk terus terjadi. Belum sempat Child Emperor memikirkan tempat apa itu sebenarnya, kenapa pelacak Flashy Flash bisa ada di sana, dan sisa waktu jubah robot Brave Giant yang semakin menipis, masalah lain muncul.

Phoenixman yang telah hancur berkeping-keping secara perlahan kembali bangkit dan akan menjadi jauh lebih kuat lagi.

Phoenixman memang monster yang unik. Sama halnya seperti mitologi phoenix, ketika mati ia mampu bangkit lagi dan bahkan menjadi semakin kuat.

"Aku harus berterima kasih padamu, Child Emperor"

Empat sayap terlihat mengepak dari balik kepulan asap, perlahan namun pasti Phoeni.


"Kau memang hanya anak-anak, tapi kau adalah seorang Hero Kelas S dan aku mengakui kekuatanmu. Musuh biasa tak mungkin bisa membawaku mengalami evolusi sedrastis ini."

Anak pejabat yang menjadi sandera masih berlindung di bola pelindung di atas genggaman Brave Giant. Ia ketakutan. "L-Lihat!! Dia masih hidup!! Child Emperor, kita harus kabur selagi bisa!!"

"Tidak," ucap Child Emperor. "Kalau dia sampai benar-benar bangkit kembali, level bencananya akan meningkat. Dia akan jadi semakin kuat. Aku harus mengakhiri ini sekarang juga."

Child Emperor hendak melesatkan serangan pamungkas sebelum Phoenixman menyelesaikan proses kebangkitannya. "Beam Graver!!"


Dalam proses kebangkitannya, Phoenixman menggumamkan hari-hari yang telah ia lewati. Mulai dari dulu saat ia masih seorang manusia, bekerja sebagai maskot, seseorang berseragam manusia burung di sebuah acara TV anak-anak.

"Meski acara TV-nya dihentikan, Birdman tak mau melepas kostumnya. Hari demi hari, ia mulai kehilangan sifat-sifat kemanusiannya... Ia mulai merasakan tekad dari kostumnya. Terbebas dari ikatan masyarakat, ia dan kostumnya bangkit sebagai kesatuan. Mereka menjadi keberadaan yang abadi."

"Kali ini, kamilah yang akan menjadi penguasa dunia ini!! Kostum dan aktor, kembali menghabiskan waktu bersama-sama...!!"

Bhattttsss!!!! Phoenixman tak hanya menghentikan serangan pamungkas Brave Giant. Ia mencengkram pedang laser itu tanpa kesulitan sama sekali.

Ia bukan lagi Phoenixman yang sebelumnya. Kali ini, di mode dengan empat sayap ini: Brilliant Eagle Mode!!


Ia juga mampu bergerak dengan sangat cepat, melesat dan memutus tangan robot Brave Giant, mengambil alih sandera yang ada di cengkraman tangan itu, Waganma.

"Aku ambil lagi sanderanya.."

Dan jangan lupa, pertarungan itu terjadi di bawah air. Ketika tangan robot diputus, hal itu menyisakan celah yang membuat air dapat merembes masuk. Sistem mendeteksi kebocoran, secara perlahan air masuk ke dalam ruang kendali Child Emperor.

"S-Sial..."


"Pertarungannya sudah berakhir." ucap Phoenixman. "Aku yakin kau menjadi Hero untuk menjadi terkenal, tapi menyerah saja. Dunia hiburan itu keras."

Anak yang disandera menjerit-jerit ketakutan, "Bodoh...!! Makanya kubilang tadi kabur saja!!"

Child Emperor berada dalam kondisi yang begitu kritis, namun ia masih tetap tak putus asa. "Aku sebenarnya ingin menyimpan kostum robot ini, tapi sepertinya itu sudah tidak mungkin lagi.."

Child Emperor berkata pada Phoenixman, "Jangan samakan aku denganmu! Aku menjadi Hero bukan untuk menjadi terkenal dan dipertontonkan, aku jauh lebih kuat darimu ayam berukuran besar!!"

Brave Giant masih ingin melawan, dengan senjata pedang laser di tangan kanannya.

"Oh? Kupikir kau adalah orang yang akan langsung menyerah saat tahu kemungkinan menang sudah tidak ada, tapi sepertinya tidak. Dasar anak muda..."

"Maaf, aku bukan orang bodoh yang akan terus berjuang saat tahu tidak ada peluang menang.." ucap Child Emperor, seolah ia yakin kalau peluang menangnya masih ada.

"Hah? Sudah cukup membualnya..."

Dalam hati, Child Emperor tahu kalau Phoenixman pasti sadar akan sisa waktu Brave Giant yang semakin menipis. Saat ini hanya tersisa 50 detik. Phoenixman memiliki kulit yang tak bisa ditembus bahkan oleh pedang lasernya, serangan yang berkekuatan daya hancur luar biasa, dan kecepatan serta kelincahan dari sayapnya.

Segala aspek kekuatan dalam diri Phoenixman jauh melebihi rata-rata, meski cerita masa lalunya terjebak di dalam kostum manusia burung agak konyol.

Namun meski tahu itu semua, Child Emperor masih mempunyai rencana. Meski rencana ini harus dilakukan dengan sangat amat presisi supaya bisa berhasil.

Di sisi lain, Phoenixman menyadari sesuatu.

"Eh? Ini mayat-mayat penduduk sebelumnya ya? kebetulan sekali."

Di sana memang banyak tergeletak mayat-mayat mahkluk bawah tanah, penghuni tempat itu sebelum diambil alih Asosiasi Monster.

"Sebagai ucapan terima kasih karen sudah membantuku berevolusi, akan kutunjukan kemampuan baruku!!"

Phoenixman memancarkan sinar yang sangat terang dari tubuhnya.

"Eh!? Apa ini!? Semacam tembakan laser..!?"
"Meski sudahm menutup mata, tetap terang sekali...!!"

Namun itu bukan kekuatan menyerang. Kemampuan itu Phoenixman sebut sebagai Cahaya Pembangkit.

"Pembangkit?"

Dan ketika Child Emperor sadar, mayat-mayat mahkluk bawah tanah itu sudah bangkit lagi dan kini menggerayangi kaki robotnya. "Eeeehhh...!? Z-Zombie!?"


Dan tak hanya mahkluk-mahkluk kecil, ada jugam ayat-mayat dari mahkluk bawah tanah besar berukuran raksasa. Mereka bahkan membawa senjata.

"Mayat-mayatnya... Apa ini kemampuan psikis!?"

"Hahahaha!!! Bagaimana menurutmu!? Apa aku sudah pantas menyandang gelar Phoenixman!? Kostum burungku berbisik padaku, kalau aku mampu meradiasi energi kehidupanku, membawanya hingga melampaui batas dan merevitalisasi mayat ke titik pseudo-life... Semacam itu pokoknya, aku juga tidak terlalu paham."

"Ngomong apa kau hah!?"

BLAR!!!!!


Pedang raksasa dari mahkluk raksasa menghantam Brave Giant. Namun ia masih mampu menahannya dengan prisasi di tangan kanannya. Kini Child Emperor disibukkan dengan melawan monster-monster lainnya.

"Bagus bagus, kau juga sepertinya sudah snagat menguasai kostummu.." ucap Phoenixman.

"Gawat, ini gawat" ucap Child Emperor dalam hati. "Kalau sampai monster ini lolos, yang berbahaya bukan hanya kekuatannya, tapi juga kemampuannya yang mampu membangkitkan monster-monster mati. Dia akan jadi sangat merepotkan. Sial, aku terlalu naif. Tak kusangka aku akan bertemu musuh seperti ini.."

Phoenixman teringat bagaimana dulu bosnya memperlakukan ia ketika memecatnya. Menyiram kepalanya dengan segelas air sembari menyebutnya otak burung.

"Mungkin kau juga akan... terjebak selamanya di kostum itu!!"

"Child Emperor!!!" si sandera menjerit lagi.
"Tunggu di sana, Waganma!! Aku akan menyelamatkanmu!!"

BAMMMM!!!!

Dua sosok berkecepatan kilat menghantam Brave Giant. Lagi-lagi ada masalah.
"Flash!?"

Child Emperor mengira itu Flash, tapi bukan. Itu adalah dua ninja yang ternyata sudah berhasil dikalahkan oleh Flash. Mereka mati dan ikut bangkit menjadi pasukan Phoenixman.


"Hm? Mereka kan dua kandidat eksekutif, para eksekutif..." ucap Phoenixman. Ia juga tidak menyangka. "Jadi mereka mati di sini?"

Lagi dan lagi, Child Emperor semakin keteteran. Dua sosok itu jauh lebih kuat dari mayat-mayat mahkluk bawah tanah yang tadi menyerang. Tersisa 35 menit lagi. "Bertahanlah Giant..."

Phoenixman juga masih agak kaget.

"Dua ninja itu punya kemampuan yang sangat hebat. Tapi mereka bisa dikalahkan sekaligus? Apa mereka dikalahkan Flashy Flash? Aku harus berhati-hati kalau bertemu dengannya nanti. Tapi sudahlah, sekarang aku hanya perlu kabur dan mengawasi dari atas.."

Phoenixman terbang, keluar dari air dan berniat kabur.

"Kukuku, aku merasa seperti seorang dewa. Dengan kekuatan ini, Gyoro Gyoro akan menobatkanku gelar Raja Monster. Selama aku memiliki kehidupan kekal dan kemampuan ini, menciptakan pasukan monster abadi akan jadi tugas yang mudah. Bahkan para eksekutif monster pun akan bertekuk lututdi hadapanku."

Phoenixman terus melesat hingga kemudian ia melihat sesuatu di ujung sana.
"Eh?"

"Mereka sampai!!" ucap Child Emperor. Robot-robot Mobi kecil yang sebelumnya melesat dari atas dan meluncur ke bawah menuju arahnya.

"Eh? Serangga-serangga bersayap ini lagi? Jadi ini bala bantuan yang kau tunggu?"

"Berubah!!" teriak Child Emperor.

Phoenixman masih memegang sandera beserta tangan robot Brave Giant. Ketika Child Emperor berteriak berubah, tangan itu berubah menjadi bor raksasa. "Bor...!?"

Bor itu kemudian menyerang Phoenixman, mendorongnya menerobos tembok tanah. Bola pelindung tempat Waganma berada pun jatuh dari tangannya. Tampaknya Child Emperor ingin menggunakan sisa-sisa terakhir kekuatannya untuk selamat dari sana.

"Kau...!!"

Tak butuh waktu lama bagi Phoenixman untuk menghancurkan bor itu dan kembali melesat mengejar sandera dan para Mobi.

Waktu Brave Giant tersisa 5 detik
"Aku hanya butuh lima detik!!"

Brave Giant menggunakan semua sisa energinya, hanya menyisakan bagian tempat Child Emperor berada dan melesatkan semacam aliran listrik peledak yang menghancurkan semua monster di sekelilingnya. "Gigavolt Smash!!!"

Energi pendorong terakhir lalu ia gunakan untuk melesat keluar dari air.

Para mobi yang melesat ke arahna bergabung, kemudian membentuk sebuah tangan.
"Bergabung!! Mode Tangan kiri!!"

Dengan dua tangan, Brave Giant bersiap untuk menembakan sesuatu. Pose tangannya bagai akan melesatkan kamehame. "Sekarang aku bisa menembakannya...!! Harus tepat supaya tim lain yang ada di atas tidak ikut terkena!!"


Tersisa 3 detik

"MILLENIUM EMPEROR NOVA!!!!"

BHUSSSSSSS!!!!!!!

Tembakan energi berkekuatan super tinggi dan dengan ukuran ribuan atau mungkin jutaan kali telapak tangan Brave Giant melesat.


"K-Kau...!! Akan kuserap semuanya sampai tak bersisa!!"
"Coba saja kalau kau mampu!!"

Tersisa 1 detik

"Ayo Giant, tahan sedikit lagi!!"

Laser menerobos jauh, jauh ke atas dengan kekuatan yang sangat tinggi hingga bahkan mencapai permukaan. Ledakan hebat terjadi di permukaan kota. Beberapa hero yang berada tak jauh dari sana kaget.

Tembakan itu terus menerobos semakin jauh bahkan hingga menembus angkasa.


Hero-hero di atas sana kaget.
"Apa yang sebenarnya terjadi di bawah sana!?"

Salah seorang hero berpakaian motif tengkorak melihat pisau kecil yang dipegangnya, lalu berkata dalam hati, "Sepertinya aku pulang saja"

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments