Friday, November 30, 2018

thumbnail

Versi Teks One Piece Chapter 926 - Tambang Tahanan

Wano, Ibu Kota Bunga

Koran beredar bagai keperluan pokok di negeri. Dan hari ini, yang menjadi topik utama adalah lagi-lagi kemunculan para samurai yang telah dianggap mati itu.

"Ada penampakan lagi!!"
"Hantu itu muncul lagi!!"
"Aku akan menghantuimuuu Huuu..."

Sampai-sampai menjadi bahan candaan. Dan tak hanya itu, ada juga berita lain yang tak kalah mengerikan. "Kabar lain, pembunuh jalanan kembali beraksi di Jalan Nomor 8 Distrik 2. Seperti yang mungkin sudah kalian tahu, pelakunya tak lain adalah Kamazou si Pembunuh!! Meski ia telah menjadi buronan di seluruh negeri, namun ia masih belum juga tertangkap!!"


Lalu ada juga berita lain mengenai sosok yang kerap mencuri di malam hari. "Kabar lainnya, si pemuda penyihir kembali beraksi subuh-subuh!! Dia mencuri dari yang kaya lalu membagi-bagikannya ke yang miskin!!"

"Siapa orang ini sebenarnya!? Dia jahat atau baik!?"
"Kyaaa!!! Pemuda Penyihir!!"

"Mana mana aku mau beli korannya!!"
"Ini, besok-besok beli lagi ya!!"

Di keramaian itu, seorang samurai tampak sedang berjalan. Ada yang spesial darinya. Tampak tanda bulan sabit tergambar di mata kakinya, yang menandakan kalau ia adalah bagian dari klan Kozuki.


Usopp menyadari itu, dan diam-diam ia memberinya kertas bergambarkan logo klan Kozuki.

"Gambar klan Kozuki!? Siapa yang memberinya padaku!?" orang itu kaget.

Tak hanya Usopp, tim aliansi lainnya, orang-orang Heart Pirates pun diam-diam menyebarkan kertas bergambar klan Kozuki pada para samurai yang di kakinya terdapat tanda bulan sabit. Mereka ingin mengumpulkan kembali kekuatan Kozuki.

"Apa keluarga Kozuki..."
"Sudah kembali?"


Mereka bertanya-tanya apa jangan-jangan itu memang pekerjaan hantu.

"Hei... Apa ini pekerjaan hantu sungguhan?"
"Untuk apa menanyakan hal seperti itu? Intinya ini yang kita tunggu-tunggu!! Ayo!!"

Di gang, tampak dua pria dewasa dan seorang lelaki tua.

"Kalau mereka kembali sepuluh tahun yang lalu, aku juga akan ikut." ucap lelaki tua. "Tapi bagaimana kalian akan mendapat senjata? Hanya samurai yang diizinkan membawa pedang di negeri ini... Orochi bahkan sampai melarang senjata di sekolah kendo dan karate. Dia menghapus segala kemungkinan pemberontakan."


"Aku tak peduli meski harus bertarung tangan kosong!! Ini kesempatan terakhir kita!! Sudah lama aku menunggu-nunggu ini uwooooo!!!! Aku sangat bersemangat!!!"

Usopp masih menyamar menjadi pedagang minyak. Di keramaian kota, ia memulai aksi dagangannya. Usopp mengangkat sebilah pedang tinggi-tinggi lalu berteriak, "Saudara-saudara sekalian, yang jauh mendekat yang dekat merapat, lihat aku baik-baik dan dengarkan dengan seksama!!"

Lalu di rumah elit, tampak dua pria yang sepertinya bagian dari anak buah Shogun sedang membicarakan sesuatu.

"Ah ah ah ah! Tidak, tidak perlu membawa geisha kemari.."
"Jangan sampai ada seorang pun yang masuk ke sini"

"Baik tuan" ucap pelayan lalu pergi, menyisakan tempat itu hanya ditempati oleh dua orang itu saja. Sepertinya yang akan mereka bahas sifatnya sangat rahasia.

"Ini dia data pengiriman senjata berikutnya.."
"Kau memang jahat ya! Ah ah ah!"
"Eh? Menurutmu begitu?"


"Hooo, jumlahnya banyak sekali ya. Apa mereka mau memulai perang?"
"Aku tak tahu banyak mengenai situasi di luar batas negeri.."
"Tugas kita hanya membuat apa yang mereka minta.."

"Kau memang jahat ya! Ah ah ah!"
"Eh? Menurutmu begitu?"

Si pria berambut keriting suka sekali mengulang-ulang kalimat itu.

Kemungkinan mereka berdua adalah pemasok senjata untuk Kaidou. Dan tanpa mereka sadari, dua perempuan memata-matai dari langit-langit ruangan itu. Shinobu si ninja perempuan dan Nami.


"Perhatikan baik-baik, O-Nami, penglihatanku memburuk seiring dengan bertambahnya usiaku. Jangan sampai terlewat sedikit pun, pehatikan semuanya secara seksama."

"Aku tahu, tapi kepalanya menghalangi pandanganku..."

Nami ingin melihat isi kertas pesanan senjata itu tapi tidak bisa. Nami bahkan sudah memakai teropong kecil. Namun aksi memata-matai mereka tak bertahan lama, si pria botak langsung sadar ada yang mengamati dari langit-langit.

"Hm!? Siapa itu!?"
"Ada yang melihat dari atap!!"

Jleb!!! Mereka langsung menusuk atap dengan senjata.
"Kyaaaa!!!" Nami dan Shinobu kabur.

Nami, si kunoichi pemula.


Jleb Jleb Jleb!!! Mereka terus menusuk-nusuk atap, sementara Nami dan Shinobu berlari kabur. Shinobi terus-terusan menjerit, "Gyaaaaaaa!!!!!"

"Suaramu terlalu keras Shinobu-chan!!"

"Siapa itu!?"
"Siapa itu!?"
"Siapa itu!?"

"Jangan berisik!!" Nami sampai membekap mulut Shinobu namun ia tak berhenti teriak.

"Tangkap mereka!!"
"Ada penyusup!!"

"Meaww" Nami pura-pura jadi kucing.

"Oh, ternyata cuma kucing"

"Aaaaaaaahhhh!!" Shinobu berteriak lagi.
"Shinobu-chan!!"

"Ada penyusup!! Seseorang dan kucing!!"

Tapi meski berisik-berisik begitu, Shinobu memiliki kemampuan kabur yang hebat. Pada akhirnya ia menggendong Nami dan pergi jauh-jauh dari tempat itu dengan cara terbang menggunakan semacam paralayang.


"Jurus ninjamu hebat ya!!" ucap Nami.

Dua orang tadi pun kehilangan jejak.
"kemana perginya mereka!?"
"Mereka hilang!!"

"O-Nami, apa kau berhasil melihat sesuatu?"
"Umm, aku melihat nama pelabuhan dan hari kapalnya pergi."
"Bagus, sekarang kita bisa tahu kapan dan di mana senjatanya akan diambil"

"Ngomong-ngomong, aku lupa memberitahumu ini, O-Nami, aku takut dengan senjata tajam." ucap Shinobu. Pantas saja tadi saat atapnya ditusuk-tusuk ia menjerit-jerit.

"Kau ini tidak cocok bertarung sama sekali ya!!"
"Tapi penampilan cantik perempuan tua juga merupakan senjata.." ucap Shinobu.

Lalu saat mereka melihat ke jalanan di bawah, ada sesuatu yang aneh. Tampak antrian yang sangat amat panjang. Para warga mengantri untuk sesuatu.


"Selamat datang!! Selamat datang!! Datanglah kemari gadis-gadis, aku punya masakan spesial untuk kalia semua!! Ini dia mi soba spesial buatanku!!"

Ternyata mereka mengantri di kedai Sanji, yang sedang dalam penyamaran menjadi Sangoro si pemilik kedai mi. Masakan Sanji memang jelas enak, pantas saja orang-orang rela mengantri. Terutama para gadis.

"Dia tidak merekrut samurai sama sekali!!!!!!" Nami kesal.

Sosok misterius kemudian muncul.
"Orang itu... Apa dia tak tahu pulau ini milik siapa?"

Sementara itu di sisi lain Wano, Udon: tambang tahanan sekaligus pabrik senjata.

"Hantam besinya!!"
"Pindahkan batunya!!"

"Kalau tak mau kerja sebaiknya kau mati saja di pojok sana!!"

Orang-orang disiksa, dipekerjakan secara paksa untuk membuat senjata. Dan yang lebih parah, makanan yang mereka dapat sangat minim. Dengan energi yang tak banyak, mereka dipaksa bekerja keras.


"Nih, jatah makananmu hari ini, setelah memindahkan lima blok batu besar, satu biji kibi-dango. Apa kau mulai kesusahan makan, pak tua?"

Penjaga tak segan-segan menyiksa dan mempekerjakan paksa pria-pria yang sudah tua renta. "Kalau berani mengeluh pada penjaga hukumannya adalah amputasi!! Kau tahu itu kan!?"

Orang-orang lain yang dipekerjakan paksa kasihan dengan si kakek, tapi mereka tak bisa berbuat banyak.

"Sudah-sudah jangan ikut melawan"
"Simpan saja tenagamu, nanti kalian bisa dibunuh"

Kemudian, ada dua tahanan yang bekerja memindahkan blok batu raksasa dengan sangat bersemangat.

"Minggir!! Minggir!! Minggir!! Minggir!!"
"Kalian menghalangi jalanku!! Kubunuh kalian kalau tak mau minggir!!"


Ternyata itu Luffy dan Kid, mereka ikut dipekerjakan. Keduanya bekerja dengan sangat keras untuk mendapat jatah makanan lebih.

"Tunggu-tunggu!! Kapalnya sudah tak sanggup menampung blok batu lagi!!"

"Kalau begitu cepat cari kapal baru bodoh!!"
"Dasar lambat!!"
"M-Maaf!!"

Penjaga kaget.
"Berapa banyak batu yang sudah mereka angkut!?"
"Sudah lima ratus!!!"

"Apaaaa!? Bagaimana dengan borgol batu lautnya!?"
"Mereka masih memakainya!!"
"Mereka bisa melakukannya dengan kekuatan yang tertahan!? Apa jadinya kalau borgol mereka dilepas..."

Luffy dan Kid langsung menuju tempat penukaran kupon makanan. "Kami sudah memindahkan batu!! Cepat beri makanan!!"

"Eeeeeeh!?"

Pada akhirnya mereka mendapat sepiring penuh, piring raksasa berisi ratusan biji kibi-dango. "Berapa batu yang mereka pindah sampai mendapat dango sebanyak itu!!??" orang-orang kaget.


"Aku memindahkan lebih banyak batu darimu!!" ucap Luffy.
"Enak saja, lebih banyak aku!!" sahut rivalnya, Kapten Bajak Laut Kid, Eustass Captain Kid.

"Jangan seenaknya ngaku-ngaku kau, pria gerigi!!"
"Memangnya kau bisa menghitung!? Monyet bodoh sialan!!"

Para penjaga jadi semakin geleng-geleng kepala.

"Mereka berdua terluka sangat parah, kan?"
"Mereka bekerja, makan, tidur, lalu pulih hanya dalam beberapa hari..."

"Tubuh macam apa itu!?"
"Bagaimana caranya kita mematahkan semangat monster seperti mereka!?"

"Ku-kunyah dangonya dengan benar sebelum ditelan..."
"Memangnya kau ibu mereka hah!!!"

Berhasilnya Luffy dan Kid memperoleh begitu banyak makanan membuat salah seorang petinggi penjara menjadi marah. Orang itu adalah Dobon, headliner wakil sipir pengguna smile Kudanil.


"Siapa tahanan... Yang berani-berani menghabiskan stok makanan!?"

"Uwaaaaa!! Master dobon datang!!! Wujud kudanilnya aneh sekali"

Dan sengaja atau tidak, ia muncul dan menginjak kakek tua tadi.
"Kakek Hyouji!!"

"Aah!! Dia menginjak kakek Hyouji!!"
"Ayo merangkak dari sana, kek"

"Berani-beraninya kalian mengabaikan perin-"

Glup, wujud kudanil Dobon menelan tuannya.

"Uwaaaa!! Kudanilnya memutuskan untuk menutup mulut!! Sekarang Master Dobon ada di dalam mulutnya dan tak bisa dengar apa-apa!!"

Percuma penjaga memberi penjalasan, "Anu... Mereka berhasil mengangkut banyak batu, jadi diberi makanan sesuai jumlah..."

"Master Dobon mau bilang sesuatu tapi tidak terdengar!!"

Pria yang kocak.


Tapi pada akhirnya, Luffy dan Kid tetap dipanggil. Setelah makan, tubuh mereka jadi bulat besar kekenyangan.

"Kami sudah membawa tawanan yang Anda maksud..."
"Mereka kebanyakan makan!!"

"Oi oi, beri kami waktu untuk mencerna makanan kami terlebih dahulu.."

"Aku belum pernah melihat tawanan sampai kekenyangan begitu!! Aku jadi iri." ucap salah seorang tawanan lainnya.

"Rupanya kalian berdua ya..."


Mulut kudanil kembali terbuka, Master Dobon bersiap dengan dua bilah pedang di tangan. "Berani-beraninya kalian berdua!! Aku sampai hanya mendapat jatah tiga dango!! Apa kalian tak lihat mulut kudanil yang lapar ini!?"

Perut Luffy dan Kid menyusut lagi. Cepat sekali mereka mencerna makanannya. "Whoaaa mereka mengecil!!"

"Biar kuberi kalian peringatan!! Sekali melawan penjaga tangan kalian akan dipotong, dua kali kaki kalian akan dipotong, tiga kali dan kalian akan langsung dibunuh di tempat!! Begitulah peraturan tempat ini, jangan coba-coba melawan!!"


"Hei, kami ini cuma orang lemah yang kekuatannya terkunci oleh batu laut. Kami hanya bekerja sekeras yang kami bisa.." ucap Kid.

Sementara Luffy, ia fokus pada kakek tua kasihan yang terinjak manusia kudanil itu. Tatapannya memperlihatkan amarah.

"Kalian tetap bersalah karena sudah memakan semua makananku!!!!!"

Master Dobon lalu melahap Kid dan Luffy.

"Whoaaaa!! Mereka ditelan!!"
"Malang sekali, di dalam sana adalah ruang khusus Master Dobon"

Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Bukannya kenapa-kenapa, malah Master Dobon yang mendadak jatuh dan ambruk. Master Dobon dibuat pingsan tak sadarkan diri.

"Wakil sipir Doboooooon!!!!!!!"


Luffy dan Kid keluar dengan selamat. Luffy bahkan menyelamatkan kakek-kakek yang terinjak itu.

"Ka-kalian...!! Kalian sudah kelewatan!! Kalian harus dieksekusi mati!!"

"Hah? Apa kau punya bukti??" ucap Kid. Dan memang, yang terlihat tadi memang Dobon pingsan sendiri. Tidak terlihat Luffy dan Kid melakukan apa pun.

"Uwoooooo!!!!" Tawanan lain menjerit semangat.
"Kalian berdua adalah tawanan bintang harapan!!!!"


Dan seperti itulah, dua sosok pria mengerikan muncul sebagai bintang Tambang Tahanan. Sementara sosok misterius di balik kurungan hanya diam memandang.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments