Sementara hal pertama yang terlintas di pikiran Brandish adalah pakaian maid yang Lucy kenakan.
"Aku? Aku sedang berlibut." ucap Brandish. "Ada tujuan lain juga sih, tapi kelihatannya kalian terlibat dalam suatu masalah lagi."
"Lama tak jumpa, Brandish"
"Salah satu Spriggan 12..."
"Wah wah, dua kucing lucu.." Brandish tersenyum, namun hanya dalam waktu beberapa detik senyuman itu berubah menjadi tatapan yang mengerikan. Brandish berkata, "Spriggan 12 sudah bubar... Gara-gara kalian."
"Tapi yasudah, sekarang kaisar sudah pergi, mengurus Alvarez jadi sesuatu yang merepotkan. Makanya aku memutuskan untuk pergi berlibur saja." ucap Brandish, mengarah pada Zeref sang kaisar kegelapan.
"Sekarang Ajeel, sebagai raja, sibuk mengatur negeri itu.."
"Eeeh!? Orang itu jadi raja!?"
"Bagaimanapun aslinya dia itu pangeran dari kerajaan yang lebih kecil di Alvarez. Meski ia sangat suka dengan perang, semenjak pertarungan itu ia jadi agak tenang. Yajeel dan Jacob ada di sisinya untuk membantu."
"Lalu setelah semua itu, Dimaria memutuskan untuk menjalani kehidupan yang damai di sebuah perkebunan."
"T-Tidak bisa kupercaya..."
"Invel dan Neinhart merencanakan perang lagi, jadi mereka dipenjara. Lalu, Larcade menghilang entah kemana. Irene, Bloodman, Wahl, dan God Serena mati. Juga pak tua itu. Mereka semua mati di medan perang."
Yah, hal itu terjadi dan Lucy tertunduk saat mengingatnya.
"Tapi aku tak membenci kalian." ucap Brandish. "Aku sadar saat perang itu di pihak kalian juga ada korban."
Lucy lantas memberanikan diri untuk bertanya, "Apa menurutmu... Kita bisa jadi teman?"
Tapi Brandish tak langsung menjawabnya. Perempuan itu lebih memilih untuk diam.
"Bantu kami, Brandish!! Natsu dan yang lain dikurung!!" ucap Happy.
"Dengan kekuatanmu, kau pasti bisa membantu kami!!" tambah Charle.
"Malas, aku tak mau repot." ucap Brandish.
"Kau menolaknya begitu saja!?"
"Sudah kubilang, kan? Selain berlibur aku juga ke sini karena punya tujuan lain. Saat aku melihat kalian, kukira kalian ke sini karena itu juga, tapi ternyata aku salah. Aku ke sini untuk mencari kunci Aquarius. Kunci itu ada di sini, Giltena."
Lucy agak kaget, terdiam, ingat akan Aquarius...
"Ya ampun, tak seharusnya aku memberitahu informasi seperti itu ke musuh begitu saja." ucap Brandish. "Apa aku lulus? Tapi kalau mau berteman, aku juga tidak keberatan sih. Tapi jangan berharap aku akan menyerahkan kunci ini. Aquarius akan jadi milikku."
"Lucy..."
"Tidak apa-apa!" ucap Lucy, "Saat ini yang terpenting adalah menyelamatkan teman-temanku terlebih dahulu!!"
"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa..." Brandish pergi.
"H-Hei!! Kembalikan Gray dulu!!"
Brandish pun menjetikkan jarinya, dan Bofftt!! Gray kembali ke ukuran aslinya. Berada di tangan Lucy membuatnya langsung berada di posisi senonoh ketika kembali ke ukuran asli.
"Bodoh" ucap Juvia, jauh di kediaman Fairy Tail.
"Ada apa, Juvia?"
"Tidak apa-apa... Hanya saja sensor cinta Grayku..."
Kembali lagi ke Lucy dan Brandish, mereka berpisah.
"Kau terlihat baik-baik saja, Lucy, aku senang"
"Kau juga tampak baik-baik saja, senyummu manis. Kau lulus" ucap Lucy. Tapi tetap, ia tak mau menyerahkan Aquarius begitu saja. "Ayo lihat siapa yang bisa mendapat kunci Aquarius terlebih dahulu!!"
"Dia pergi..." ucap Charle.
"Jadi dia serius tak mau membantu kita!?"
"Tak masalah, paling tidak dia sudah menolong Gray." ucap Lucy. "Happy!! Chale!! Bisakah kalian pergi mencari jejak mereka sekali lagi!?"
"Aye!!"
"Kali ini coba cari di sebelah Utara!!"
Selanjutnya: Versi Teks Fairy Tail 100 Years Quest Chapter 13 part 2
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments