Thursday, April 9, 2015

thumbnail

Versi Teks One Punch-Man Chapter 9 - Rumah Evolusi

Dulu, ada seorang ilmuan muda yang jenius. Dengan kecerdasannya yang luar biasa itu, ia telah memberikan banyak kontribusi terhadap dunia. Hingga pada suatu ketika, keyakinannya terhadap dunia ini hilang.

Orang-orang terus memuji kejeniusannya, namun tak ada seorang pun yang mendukungnya ketika ia membeberkan ide yang sebenarnya sudah ia pendam sejak dari dulu, yaitu untuk melakukan evolusi buatan terhadap manusia.


Bisa melakukan evolusi terhadap manusia hingga sampai ke titik terkuat mereka adalah mimpinya, namun tak ada seorang pun yang mau membantunya mewujudkan ide tersebut.

"Dasar monyet-monyet bodoh!!!" teriak ilmuan itu sambil menggeprak meja kerjanya. "Bertingkah seolah aku ini aneh, mereka bilang ideku berbahaya!? Omong kosong!! Apa mereka pikir selama ini manusia bisa berkembang tanpa melalui sesuatu yang berbahaya!?"


"Mahluk rendah yang berpikir kalau evolusi tak diperlukan lagi tak berhak untuk terus berkembang biak!! Kalau memang tak ada yang mendukungku maka aku akan melakukannya sendiri!!"

Sejak kecil, ia sudah ragu dengan potensi manusia yang katanya tak terbatas. Dan secara perlahan, orang-orang di sekitarnya jadi terasa seperti makhluk primitif baginya. Rasanya sulit untuk hidup di sekitar makhluk-makhluk seperti itu.


Saat usianya 15 tahun, Ia berencana untuk membuat manusia berevolusi jauh sehingga ia bisa hidup di dalam dunia yang nyaman baginya. Pada usianya yang ke-70 tahun, ia memulai rencananya.

Pertama-tama, ia menciptakan ramuan untuk membuatnya kembali muda. Kemudian, ia mengklon dirinya sendiri hingga jumlahnya banyak.


Bersama-sama dengan klonnya itu, dia melakukan berbagai macam percobaan dengan binatang sebelum akhirnya menggunakan manusia.

Ia menyebut laboratoriumnya sebagai Rumah Evolusi dan menciptakan berbagai macam spesies baru yang hebat dari percobaannya.

Setelah gorila itu cerita panjang lebar soal Rumah Evolusi, Saitama malah memotongnya dengan tatapan datar ngeselinnya. "Ceritamu kepanjangan, apa urusannya itu denganku? Langsung ke intinya saja."

"Guruku orang yang sibuk, jelaskan secara singkat dengan maksimal 10 kata." ucap Genos.

"M-Maafkan aku, singkatnya... Bos kami merasa sangat tertarik dengan tubuhmu..."


"Aku ini bukan pria homo.." ucap Saitama.

"Anda salah paham, Guru, dia tertarik untuk menyelidiki tubuhmu yang sudah melampaui batas manusia biasa sebagai bahan penelitiannya." ucap Genos. "Kalau kita tidak melakukan sesuatu, kemungkinan dia akan mengirim lebih banyak lagi pembunuh untuk menyerangmu."


"Aku pernah dengar soal Rumah Evolusi sebelumnya, tapi dari yang kudengar itu hanyalah semacam aliran sesat yang menginginkan dunia baru. Setelah melihat kalian dan monster nyamuk itu, sepertinya mereka jauh lebih berbahaya dari dugaanku. Kita tak boleh mengabaikan mereka, kali ini giliran kita untuk mengunjungi mereka." ucap Genos.

Perlu digaris bawahi, "kali ini giliran KITA"
Genos tak mau gurunya bertindak sendirian lagi lol

"Baik, ayo pergi!" ucap si botak Saitama.

(potong)"Ya... Eeh!? Sekarang??" tanya Genos.
"Ya, kalau besok aku tak bisa pergi karena ada diskon spesial di supermarket..."

Mereka berdua pun pergi menuju markas Rumah Evolusi.

"Ini buruk..." Gorila tadi mengeluarkan semacam alat pemancar dari kepalanya untuk memberi peringatan pada markas. "Aku harus memberi peringatan pada dok..."

"Hei kau..." Genos berbalik dan kembali bertanya padanya.
"A-Ah iya!?" Gorila tadi langsung memasukkan rapat-rapat pemancarnya kembali ke dalam kepala.


"Aku punya beberapa pertanyaan terakhir..." Genos bertanya sambil tetap menodongnya dengan telapak tangannya, "Apa Rumah Evolusi mengembangkan cyborg 4 tahun yang lalu? Ada berapa banyak cyborg yang dikembangkan? Dan apa kalian pernah mengirim cyborg untuk menghancurkan suatu kota?"

"Eh? Aku tak tahu soal 4 tahun yang lalu, tapi akulah satu-satunya Cyborg petarung di Rumah Evolusi..."


Di markas Rumah Evolusi, informasi kekalahan pasukannya telah sampai pada si ilmuan. Dan alangkah terkejutnya ia saaj melihat informasi tersebut di laptopnya.

"Si Manty, Slugerous, Manusia Katak, Naga Darat, Gorila Lapis Baja... Dan Bahkan Beast King juga!? Pasukan super elit yang kukembangkan khusus untuk menghabisi umat manusia kuno itu dilenyapkan dalam sekejap!?"


Di belakang ilmuan itu, ada puluhan pria yang wajahnya sama denganya, para klon yang di bajunya terdapat nomor sebagai pembeda.

"Berdasarkan laporan yang dikirim oleh Gorila Lapis Baja, dua subjek yang bertanggung jawab atas kekalahan mereka sedang menuju kemari. Kita tak boleh membiarkan mereka menghancurkan hasil penelitian kita selama ini..." ucap salah seorang klon.

"Sepertinya kita tak punya pilihan lain selain menggunakan kartu AS kita.." ucap si ilmuan, "Buat persiapan yang cukup untuk mengeluarkan Badak Asura!!"

"Apa!!!??" para klon langsung kaget saat mendengar nama Badak Asura.


"Apa kau sudah gila!?"
"Kita memang tak punya pilihan lain, tapi..."

"Tenanglah, kita hanya akan menggunakannya kalau benar-benar terdesak. Kita akan memasasang beberapa jebakan di delapan lantai yang ada di bangunan atas, kalau beruntung kita akan bisa menangkap mereka tanpa menggunakannya. Kalau pun tidak, aku sadar betul dengan risiko yang harus kita jalani.."


Empat jam kemudian, Saitama dan muridnya sampai di sebuah gunung tempat markas Rumah Evolusi berada. Mereka berlari mendaki, tak peduli meski ada rambu-rambu "Awas Ada Beruang" karena beruang yang dimaksud sudah dihajar langsung di tempat.

"Aku tak menyangka kalau kita akan pergi jalan kaki.." ucap Genos.
"Memangnya mau bagaimana lagi?"

"Entahlah, kupikir Anda bisa terbang atau semacamnya..."
"Manusia itu tak bisa terbang, kau tahu..."


"Kalau begitu hebat Anda bisa selalu datang tepat waktu..." ucap Genos.
"Anda memang seorang pahlawan sejati..."

"Yah, sebenarnya aku malah sering terlambat..." ucap Saitama.

"Kita sudah sampai..." ucap Genos. Mereka akhirnya sampai di sebuah gedung kotak-kotak yang ada di tengah hutan. "Inilah titik yang ditunjuk oleh Gorila tadi, tak salah lagi ini markas Rumah Evolusi..."


Genos langsung memasang kuda-kuda, dan Booomb!!!! Bangunan delapan lantai itu langsung ia tembak hingga hancur berkeping-keping.

(potong)"Hei..." Saitama bertanya, "Kenapa tiba-tiba sekali, hah?"

"Eh? Kupikir ini merupakan cara paling efisien untuk melenyapkan mereka." ucap Genos.

"Yah, mungkin kau benar, tapi paling tidak berilah kesempatan bagi mereka untuk melakukan sesuatu. Kau tak pernah dengar kata belas kasihan ya?"

Saitama kemudian melihat sebuah kotak mencurigakan di lantai, dan saat ia buka secara paksa ternyata itu sebuah pintu rahasia. "Sepertinya semacam jala menuju lantai bawah..."


Hahaha, jebakan delapan lantai yang disiapkan untuk mereka berdua malah dihancurkan sekali tembak oleh Genos, dan pada akhirnya Saitama menemukan pintu masuk menuju markas asli mereka yang ternyata berada di bawah tanah.

Tak ada pilihan lain, Badak Asura pun harus dikeluarkan.

"Gyaaaaaah!!!! T-Tidak!!!! Pergilah!!! Gyaaaahh!!!!"

Salah seorang klon yang mencoba untuk menenangkan Badak Asura malah dihajar dan akhirnya dibuat hancur oleh sekali pukulan. Tak tanggung-tanggu, pukulan monster itu mampu melubangi tubuh manusia hingga tulang-tulangnya berhamburan keluar.


Tak hanya satu, sudah tampak puluhan mayat klon berserakan di lantai itu, lantai tempat mengurung Badak Asura.

"Hei... Badak Asura..." ilmuan yang asli pun berjalan mendekatinya, "Apa kabar? Lagi-lagi kau membunuh beberapa klonku, apa sekarang kau sudah merasa puas?"

"Haah?"


Badak Asura, sesosok makhluk berwujud kumbang badak raksasa yang tatapannya tampak lugu namun menyeramkan.

"Apa... Kau... Bercanda...!? Mana mungkin... Aku puas!!! Kau mengurungku di bawah tanah!!! Akulah yang terkuat di Rumah Evolusi!!!"

"Pikiranmu tidak stabil, sulit untuk mengendalikanmu jadi kami tak punya pilihan lain selain mengurungmu..."

"Mau... mengendalikanku?? Hahahaha!!! Bodoh!!!!"


"Akulah manusia baru yang selalu ingin kau ciptakan!! Aku jauh lebih kuat dan pintar dari manusia kuno itu!! Jadi seharusnya kalian yang mengikuti kata-kataku...!!"

"Tidak... kau adalah makhluk gagal!" ucap ilmuan itu dalam hati, "Meskipun memiliki kekuatan dan kecerdasan, kau kekurangan kelas..."

Dengan wajah ketakutan, ilmuan itu terus berusaha untuk bicara dengan Badak Asura. "Bunuh saja aku kalau kau mau, masih ada cukup klon untuk menggantikanku, tapi sebelumnya ada satu hal yang ingin kuminta padamu..."


"Ada sample yang ingin kudapatkan apa pun yang terjadi, masalahnya adalah dia itu terlalu kuat. Hanya kau yang bisa mengalahkannya. Aku tak peduli dia mati atau hidup, dapatkan saja tubuhnya..."

Ilmuan itu mengklik tombol di jamlah, dan proyektor pun menampilkan rekaman CCTV saat Saitama dan Genos masuk ke lantai bawah tanah. Genos yang serius dan gurunya yang sibuk ngupil...

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments