Tuesday, April 21, 2015

thumbnail

Versi Teks One Punch-Man Chapter 21 - Meteor

Dari ranking terendah, akhirnya peringkat Saitama meningkat. Genos melihat datanya di internet menggunakan laptopnya kemudian memberitahukannya pada Saitama, "Saitama-sensei, ranking anda meningkat dari ranking terendah yaitu 388 ke ranking 342..."

"Yah, akhirnya naik juga..." ucap Saitama sambil baca koran. "Kau sendiri bagaimana, Genos? Apa rankingmu sudah meningkat?"

"Tidak, masih belum... Berdasarkan kemampuan, rankingku masih yang paling rendah di Kelas S, yaitu ranking 17. Tapi berdasarkan polling menurut kepopuleran, aku berada di ranking 6."

"!!!!"

Saitama langsung menyemburkan minumannya saat mendengar kalau popularitas Genos berada di ranking 6, padahal dia juga sama-sama pendatang baru sepertinya.

Saitama kaget, "Bagaimana bisa!?"

Genos kemudian membaca satu per satu komentar di web itu yang memujinya :

"Banyak yang bisa diharapkan dari si jenius 19 pendatang baru Kelas S"
"Dia tampan sekali"
"Cara dia menolak wartawan untuk memawancarainya benar-benar keren"
"Dia adalah pangeran cyborg"
"Di balik ekspresi tajamnya, kurasa tersimpan jiwa lembut seorang hero"

"Begitulah, dan masih banyak lagi tertulis di sini.." ucap Genos.
"Kau itu tak tahu malu ya?" ucap Saitama.

"Komentar-komentar ini hanya berasal dari gambaran sekilas mereka tentangku, aku tak tahu harus bagaimana menghadapi orang yang terlalu memandang tinggi diriku..."

"Begitu ya..."

Kebalikannya Saitama malah dipandang rendah.

"Dunia terlalu berharap lebih padaku, padahal melihat Guru menggunakan kekuatan maksimal saja aku belum pernah..."

"Perasaanku kok buruk ya soal ini..."

Di atas mereka, jauh di atas, mereka, melewati awan yang ada di atas bangunan sepi tempat mereka tinggal, makin ke atas lagi, terus ke atas melewati atmosfer, terus sampai ke luar angkasa, bongkahan meteor besar tampak sedang bergerak menuju Bumi.


"Yah... Berhati-hatilah.." ucap Saitama sambil tiduran dan baca komik.

Genos pun pergi menuju gedung Asosiasi Hero cabang Kota Z. Di dalam, tepat setelah ia memasuki gerbang gedung, seseorang sudah menunggu. Seorang pria tua.

"Hei, apa kau Genos-kun? Orang-orang memanggilku Bang, senang bertemu denganmu.." ucap kakek itu. Namanya Bang, pria yang merupakan Hero Kelas S ranking 3.

"Bang... Hero Kelas S ranking 3, dia adalah orang yang berpengaruh..." pikir Genos.

Genos kemudian bertanya, "Apa kau datang kemari karena diminta oleh Asosiasi?"

"Seluruh anggota Asosiasi telah mengungsi, sekarang gedung cabang ini sudah kosong." ucap Bang. "Pertemuannya telah dibatalkan, selain kita Hero Kelas S, tak akan ada orang lain yang datang kemari..."

"Memangnya mengungsi kenapa? Juga, kenapa aku dipanggil ke sini? Kenapa Hero Kelas S yang lain tidak datang?"

"Yang lain sibuk dengan tugas yang berada jauh dari sini. Mereka juga malas datang karena mereka bukan tipe orang yang punya perasaan. Aku memanggilmu ke sini karena tak ada jalan lain, kita harus menghadapi bahaya ini. Aku tak bisa menanganinya dengan tanganku sendiri. Ini adalah situasi yang sangat buruk, kita berhadapan dengan Bencana Level Naga."

"Sekitar 35 menit lagi, sebuah meteor berukuran besar akan menghantam Kota Z ini, karena itulah bantuan dari Hero Kelas S diperlukan. Kita berdua dibutuhkan untuk menghentikan meteor itu. Tapi jujur saja, kurasa menghentikan meteor itu mustahil... Kalau kau memiliki orang yang kau sayangi, sebaiknya kau juga ikut mengungsi..."

"Meteor? Lalu bagaimana dengan para penduduk?"

"Perintah evakuasinya akan diberitahukan 30 menit sebelum meteor itu menghantam Bumi. Ha ha, tak lama lagi orang-orang pasti akan panik..."

Sirine kemudian terdengar di seluruh penjuru kota, "Perhatian, ini adalah pengumuman penting dari Asosiasi Hero..."

"Oh, akhirnya dimulai juga..." ucap Bang.

"Jadi, apa yang kau inginkan dariku, Pak Tua?"
"Jangan panggil aku Pak Tua, namaku Bang..."

"Aku tak punya tempat lain untuk pergi selain di sini, tempatku mengembangkan dojo keluargaku yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kalau aku pergi, maka aku tak akan punya apa-apa lagi... Jadi bagaimana, mau ikut?"

Bang memasang kuda-kuda, "Ryuusui Gansai Ken..."


"Ini adalah pengumuman darurat!! Ini adalah Bencana Level Naga!! Dengan kata lain, selamatkan diri kalian!! Tinggal tersisa 21 menit sebelum meteor menghantam Kota Z!! Menurut ahli, hantaman meteor ini akan melenyapkan Kota Z tanpa sisa!! Menjauhlah sejauh yang kalian bisa!!"

Jalanan macet, dan melihat meteor yang terus mendekat orang-orang mulai pasrah.

"Besar sekali..." ucap seorang pria sambil menangis.
"Kurasa kita sudah tamat..."
"Sebelum mati aku ingin punya pacar..."

Whuss!!!

Genos melompat tinggi dari satu gedung ke gedung lainnya sambil membawa koper besi.
"Aku tak terkejut banyak orang pasrah dengan kondisi ini. Bukan hanya Kota Z yang akan hancur, kota-kota lain yang ada di sekitarnya juga akan terkena imbasnya.."

"Mencoba untuk kabur saat ini percuma saja, waktunya tidak cukup!! Tak kusangka aku harus mengetes prototype ini secepat ini.."

Genos kemudian melempar koper yang dibawanya, koper itu kemudian terbelah menjadi dua dan terbuka. Masing-masing bagian membentuk semacam tangan robot, yang kemudian menyatu dengan tangan Genos.

Ternyata itu merupakan senjata tambahan untuk membawa Genos ke mode tempur.

"Untuk bisa menahan meteor ini, aku harus menggunakan kekuatan penuh dari senjata ini. Kota Z adalah kota tempat Guru tinggal, jadi aku tak boleh kabur!!"

Genos bersiap untuk menggunakan senjata itu, tapi kemudian, sesuatu tiba-tiba saja melesat di atas kepalanya, sesosok cyborg raksasa. Genos kaget.

"Ini..."


"Kau... Bofoi, kan?"
"Dan kau adalah si pendatang baru itu, Genos?"

"Dia adalah Hero kelas S ranking 7.." ucap Genos dalam hati. "Dia selalu menggunakan senjata-senjata penghancur yang kuat untuk melawan musuh-musuhnya. Apa dia juga tinggal di Kota Z? Atau apakah dia bersedia datang ke sini untuk mempertaruhkan nyawanya?"

Cyborg itu bertanya pada Genos, "Apa kau ke sini untuk menghentikan meteor itu?"

"Ya, ayo sama-sama kita hancurkan meteor itu.." ucap Genos.
"Tidak..."

"Kenapa tidak?"

"Aku ke sini hanya untuk mengetes senjata baruku, meteornya muncul di saat yang tepat." ucap Bofoy.

"Tes? Ini bukan waktunya untuk melakukan tes! Kalau meteornya sampai menghantam kota ini, kau juga akan mati, kan?"

"Aku tidak akan mati.."
"Apa!?"

"Yang saat ini kau ajak bicara hanyalah robot yang kukendalikan dari jarak jauh. Maaf, tapi nyawaku tidak kupertaruhkan di sini. Lagi pula kenapa aku mempertaruhka nyawaku untuk melawan meteor?"

Pria yang berada di balik kendali robot itu bersembunyi di tempat yang sangat jauh.

"Juga, jangan panggil aku Bofoy.." ucap robot itu lagi. "Panggil aku Metal Kight, hero harusnya memanggil hero yang lain dengan nama hero mereka kan, bukannya nama asli.."

Sementara mereka bercakap-cakap, meteornya makin mendekat.

"Oh, sepertinya tak ada waktu untuk bercakap-cakap lebih lama lagi.."
"Cih..."

Genos lalu melompat tepat menuju gedung tempat meteor itu akan menghantam. "Di sinilah titik jatuhnya.."

Sementara Genos bersiap, Metal Knight langsung menembakkan misilnya. Puluhan misil berdaya hancur tinggi ia lesatkan dari kotak yang berada di punggungnya.

"Metal Knight!? Hah... Menembakkan misil? Kalau begini itu hanya akan menghalangi tembakanku saja.." ucap Genos.

Booombb!!!! Ledakan hebat menimpa meteor itu setelah menerima serangan misil Metal Knight.

Genos kaget. "Orang ini... Daya hancur senjatanya ternyata memang tidak main-main. Dia berbahaya, sebaiknya aku berhati-hati..."

Namun ternyata, ledakan itu tak berdampak banyak bagi meteor. Meteornya masih utuh dan tetap melesat menuju Bumi.

"Jadi tingkat kekuatan ini masih belum mempan sama sekali ya..." ucap Metal Knight.

"Sial... tinggal 33 detik lagi sebelum meteornya menghantam Bumi!! Untuk menggunakan kekuatan penuh dari meriam terkuatku, aku butuh waktu 5 detik untuk mengisi energinya. Target sudah berada di jarak yang sangat dekat. Tapi meskipun aku berhasil mengenainya, lalu apa? Bukankah meteornya tetap akan hancur dan menciptakan bencana? Tunggu, apa seranganku cukup kuat untuk menghancurkannya? Bahkan serangan misil Metal Knight begitu banyak pun tidak terlalalu berpengaruh..."

"Tenanglah..." ucap Bang yang tiba-tiba saja muncul dari belakang Genos. "Aku bisa melihat kekacauan dalam pikiranmu, di saat seperti ini yang terbaik adalah untuk melakukannya. Toh hasilnya juga akan sama, kalau diam saja maka kotanya akan hancur..."

"Tidak banyak berpikir... dan melakukannya saja?"

Genos teringat dengan gurunya dan akhirnya tanpa basa basi lagi ia pun melakukannya. Genos merobek bajunya, kemudian mengambil semacam bola energi yang berada di tubuhnya, memasukkannya ke lengan kirinya dan kemudian bersiap untuk menembakkannya.

"Bang, menjauhlah!!"

"Aku akan berhenti memikirkan soal dampak berikutnya, aku harus memfokuskan diriku pada satu tembakan ini!!!"

Genos pun menembakkan senjatanya.
"Gaaaaaaah!!!!!!"

"Ugh!!!! Percuma... Aku tak bisa menghancurkanya..."

"Tunggu!! Kurasa tembakanmu itu mampu memperlambat gerakan meteornya..."
"Benarkah!?"

"Ah tidak, ternyata cuma perasaanku saja..."
"Dasar kakek sialan!!!!"

Pada akhirnya meriam terkuat Genos pun tak mampu menghancurkan meteor itu.
"Ukh..."

Genos kehabisan energi.

"Tersisa... 9 detik lagi... Bang-san, cepatlah pergi dari sini..." ucap Genos. Tapi kemudian, seseorang muncul.

"Pak tua, tolong jaga dia sebentar ya..."
"S-Siapa kau!?"

"Cuma orang biasa yang hobi menjadi hero, kalian carilah tempat yang aman..."

Saitama, akhirnya ia muncul di saat-saat terakhir.

Saitama bersiap, melompat tinggi dari gedung itu dan melesat langsung menuju meteor.

"Guru!?"

Saitama terus melesat menuju meteor itu, "Tak akan kubiarkan kau... Jatuh... Di kotaku!!!"

Saitama memukulnya, memukulnya sampai tembus dan akhirnya hancur menjadi berkeping-keping.

"Dia memukulnya!?" Bang kaget, luar biasa kaget, "Aku benar-benar tak percaya ini..."

"Tapi... serpihannya berjatuhan!!!!"

"Uwaaa!!!" para penduduk berteriak, serpihan meteor yang dihancurkan oleh Saitama menghantam gedung-gedung dan mobil di jalanan. Orang-orang jadi makin panik.

Serpihan meteor juga mengarah ke Genos dan Bang.

"Jangan bergerak, Genos..." ucap Bang. "Yah, meski tak kusuruh pun sepertinya kau memang sudah tak bisa bergerak lagi. Biar aku yang menjagamu."

Bang berkonsentrasi, kemudian dengan jurusnya ia menghancurkan tiap serpihan meteor yang menuju ke arah mereka.

Namun, salah satu serpihan mengenai gedung tempat mereka berpijak dan menghancurkannya.

"Gedungnya... hancur...!!"

"Tak cuma gedung ini..." pikir Bang, "Seluruh kota sedang mengalami kehancuran oleh hantaman serpihan meteor.."

Bang menggendong Genos dan membawanya ke tempat aman.

Sementara itu Saitama, setelah menghancurkan meteor ia mendarat di tengah jalan. Lalu dengan wajah tak berdosa berkata, "Yah, kurasa itu cukup..."

Paling tidak rumahnya tidak kenapa-kenapa.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

1 Comments

avatar

Rumahku jg gak kenapa2, mksh sensei :v

Reply Delete